Kamis, 17 Maret 2016

Senpai To Kanojo - Part 2



Rika berdiri dibawah pojokan tangga “Tadaaa… aku bawa es krim” serunya sambil mengulurkan kantong plastic kedepan.. “mino senpai.. ini hutangku waktu itu” lanjutnya “ah ini tidak bagus..” gumam Rika pelan.
Ternyata Rika sedang berlatih mengucapkan kata-kata yang akan diucapkannya nanti diruang klubnya.

“karena kau kemarin sudah memberikan padaku sesuatu yang manis… ah ini juga tidak bagus.. aku mengatakan sesuatu yang aneh” Rika kebingungan memilih kaliamatnya. Ia sangat grogi bertemu dengan Mino.



Rika pergi ke ruangan klubnya.Rupanya semua member klub sudah datang dan sedang bercanda.
“konichiwa!” sapa Rika riang..
“hei…” semua menoleh padaya
“ini sudah dimulai Rika” kata Mino.

Rika tersenyum malu karena ia sudah datang terlambat. “sebenarnya hari aku sudah… Tadaaaaa…” Rika mengangkat plastic berisi es krim yang dibawanya.



Namun dari jendela seorang gadis muncul dan menempelkan es krim dipipi Mino dan membuat Mino sangat terkejut.

“hei…” sapa Aoi senpai pada kouheinya (mantan adik kelasnya)
“AHHH..AOI SENPAI!!!” teriak para cowok terkejut.Mereka langsung kegirangan melihat senpai cantic yang mereka kagumi ada disana.

“hai lama tak berjumpa “ sapa Aoi senpai sambil bersiap melompat kedalam ruangan dari jendela.Mino membantu membawakan tas dan barang bawaan Aoi Senpai.
Mereka mengerumuni Aoi senpai. Rika terdiam mematung melihat saingan cintanya ada disana.



“aku datang untuk bertemu kalian semua.” Aoi mengulurkan tas pada Tetchan. “ada toko es krim dekat sekolahku jadi aku membeli beberapa untuk kalian.”
“ahh ini es krim yang mahal.. biar kita ikut bayar” kata tetchan

“bodoh.. bukankah sudah aku beritahu, adik kelas nggak boleh mempermasalah hal kecil seperti ini”

Rika mendengar Aoi senpai membawakan es krim untuk mereka langsung menyembunyikan es krim yang dibawanya.



Yu chan memahami perasaan Rika. Ia hanya memperhatikan sahabatnya itu.

Para cowok itu sibuk mengambil es krim yang dibelikan Aoi Senpai.
“ah kalian member baru ya” sapa aoi menyadari ada 2 orang cewek yang memperhatikan saja.

“iya.. aku Momoya Yuko” ucap Yu-chan memperkenalka dirinya.
“aku Tsuzuki Rika” kata Rika memperkenalkan dirinya.

“oh Rika-chan dan yuko chan.. mari kita berteman… ah janga malu, ayo kita makan bersama klo kalian mau.”
“iya” sahut Yu-chan
“aku.. aku tidak” kata Rika
“ohh…”

Aoi senpai lalu berjalan ke kursi yang ada bantal peninggalannya. “ah kalian masih menggunakan ini”
“tentu saja..” sahut Mino.. “tapi… ah dimana ya… ada sobekan di sisi ini” mino mencari lokasi sobekan yang ada dibantall itu. Rika semakin sedih melihat Mino dan Aoi-senpai berbicara berdua seperti itu.

Rika berbalik menuju pintu keluar.
“Rika?” Yu-chan menyadari Rika akan pergi dari ruangan itu.
“Rika-chan kau mau kemana?” tanya Rika..
“senpai maafkan aku punya hal yang harus aku lakukan” ucap rika tanpa menoleh kebelakang dan membuka pintu lalu segera pergi.



Rika pergi ke bukit dipinggir sungai dan duduk sendirian di rerumputan. Rika melihat bungkusan plastic yang berisi es krim “mmmm… padahal aku sudah membelikan beberapa es krim untuk setiap orang ” gumamnya sedih.

Rika berdiri dan berteriak “bodoh!Kau bisa membeli es kri tapi tak perlu sampai membuat keributan seperti itu di sekolah!”

Saking kerasnya ia berteriak sampai Rika mengeluarkan segenap tenaganya dan itu malam membuatnya terjatuh dan terguling guling menuruni bukit.

Rika tak punya tenaga untuk naik ke atas dan dia juga tidak mau bangkit berdiri.Ia meremas dan mencabuti rumput yang ada disekitarnya dengan gemas.
“kouhei harusnya tak memperdulikan hal seperti ini – begitu katanya (aoi senpai).. jadi harus seperti itu?”



Mino dan Aoi masih ada diruang klub sementara yang lain sudah pada pulang. Aoi sedang membantu menjahit bagian bantal yang sobek.

“Mino apa benar yang tadi mereka bicarakan?” tanya Aoi
“iya..”
“jadi tujuanmu adalah ke Universitas yang sama denganku ya?”
“iya”
“meski untuk ukuranku, universitas disana menurutku sangat susah dimasuki. “
“aku tau itu tapi aku akan tetap kesana..”
“ah ini sudah selesai.. ini cukupkan?” kata Aoi menyelesaika jahitan bantalnya dan memberikan bantal itu pada Mino.

“sudah kuduga.. ini bagus” puji Mino
“maafkan aku atas waktu itu.. aku tak punya selera (cowok) yang bagus ya.. karena aku jatuh cinta pada orang seperti itu. aku seperti orang yang bodoh..”

“tidak.. kau bukan orang bodoh.”
“apakah ada orang yang menerima diriku seperti ini?”
Suasana jadi sunyi dan canggung karena Mino diam berpikir.

“ahhh aku hanya bercanda” ucap Aoi menepuk bahu Mino. “bagaimana klo kita pulang sekarang?”
“iya..”  jawab Mino setuju tapi ia teringat sesuatu “aoi senpai?”
“ya?”
Mino ragu melanjutkan kata-katanya. “aku akan mengantarkanmu pulang”



Sudah cukup lama Rika ada ditempat persembunyiannya diatas bukit itu.ia berniat pulang saat telingaya mendengar suara Mino.Rika mendongak dan melihat Mino sedang berjala berdua bersama Aoi.

“aoi san”ucap Mino. Aoi menoleh memperhatikan Mino.Ada kereta yang lewat didepan mereka dan membuat Aoi mendekat ke Mino agar bisa mendengarkan ucapan Mino.
“ya?”

Rika tak mendengar apa yang dibicarakan keduanya karena suara kereta sangat bising. Namun yang pasti ia melihat sesuatu yang membuat hatinya sangat hancur. Ia melihat Mino mencium Aoi didepannya. Sesuatu yang tidak ingin dilihatnya sama sekali. Tubuhnya lemah hanya bisa melihat mino dan aoi.



Esok harinya Rika bercerita pada yu-chan dan Tetchan klo ia melihat Mino dan Aoi berciuman
“mino dan Aoi san berciuman?” gumam tetchan sambil bergaya berciuman memakai tangannya.

Yu-chan jadi kesal karena tetchan sepertinya tidak serius.
“jangan bercanda…”ucap Yu-chan kesal

“iya… maaf.. maaf.. tapi anak itu tak pernah bercerita pada sahabatnya ini”
“tapi bukankah Aoi-senpai juga sudah punya pacarkan? Apa mereka putus?” tanya Yu-chan

“aku harusnya tau jika mereka berpacaran dan putus kan.. tapi saat ini aku sama sekali tidak tau.. “

“apakah dia type orang yang sentimental?” tanya Yu-chan pada tetchan
“bukan…  bukan seperti itu.. pacarnya adalah type orang yang labil dan dia membuat Aoi san jadi bingung. Dia sering menangis diruang klub dan dia akan curhat dan berkonsultasi pada Mino. Ini sudah 2 tahun lamanya dan Mino harus mengalaminya sangat lama, cinta yang tak berbalas”

“jika cintanya tak berbalas begitu harusnya dia berhenti (mencintai) saja” gumam Rika pelan.



Tetchan paham posisi Rika tapi ia ingin bersikap dewasa pada adik kelasnya itu.
“mmm.. so Rika… apakah kau juga akan berhenti mencintai Mino?”  tanya tetchan

Rika dengan terkejut menoleh pada tetchan.Ia tak menyangka tetchan tau klo ia mencintai Mino “mengapa? Mengapa?Mengapa?Apakah Yu-chan sudah memberitahumu?!” teriak Rika kesal sambil memperhatikan kedua orang yang didepannya itu.

“bukan.. bukan.. kau terlihat jelas dengan perasaanmu itu..” kata tetchan menjelaskan.
“apakah sebenarnya kau berencana menyembunyikannya?” tanya Yu-chan tak percaya karena dari sikap Rika semua orang akan sadar klo rika mencintai Mino.
Tetchan tertawa “lihat..tidak mudah kan berhenti mencintainya? Jika kau berhenti mencintai seseorang hanya karena tidak akan terbalas berarti itu bukan perasaan yang sejati.”
Rika terdiam merenungkan kebenaran ucapan tetchan.




Rika melihat mino sedang bermain bola dengan teman-temannya. Ia terus menatap Mino dengan berkaca-kaca seperti mau menangis “jika aku berhenti mencintainya… apakah akan mudah? Mengapa..mengapa harus Miino senpai dan bukan yang lainnya? Senpai..tolong jatuh cintalah padaku…..”



Rika pergi ke ruang klubnya dan ia terkejut melihat Aoi san sedang disana. Ia melihat aoi san dengan tatapan benci.

“apakah ini saatnya tama klub?” ucap rika
“ah rika-chan..” sapa Aoi san dengan ramahnya “ kau tau tentang tama klub ya.. aku senang kau meneruskannya”

“okita senpai! Apakah kau berpacaran dengan Mino senpai?”
“tidak” jawab aoi menggelengkan kepalanya.

“tentang Mino senpai.. apakah kau mencintainya?”
“aku menyukainya.. tapi mungkin berbeda arti “suka” seperti yang kau tanyakan.”

“lalu… lalu mengapa kau menciumnya? Aku melihatnya tanpa sengaja”
Aoi shock ada oran yang menyaksikan kejadian ciuman waktu itu.. “ahhh begitu.. begitu.. begitu” ucap aoi bingung dan tersipu malu.



Rika jadi tambah kesal dan marah melihat ekpresi Aoi.Rika menghentak-hentakan kakinya lalu berlari mengambil bantal lama Aoi dan melemparkannya ke dada aoi.

“ambil barang ini!” seru rika
“sepertinya aku jadi pengganggu disini..”ucap aoi pelan memperhatikan rika yang tidak suka padanya.

“jika kau tidak mencintainya.. jangan datang ke sini lagi.. berhenti untuk membuatnya merasa klo kau menyukainya. Jangan menjamah dia!” teriak rika



“aku tak pernah berencana untuk menjamahnya meskipun dia menyukaiku… ini bukan salahmu dan bukan salahmu juga. Apakah aku akan tetap dengan dia atau apapun lainnya semua keputusan ada ditangan Mino”

Rika jadi semakinn kesal dan tidak bisa mengendalikan dirinya.Rika menampar Aoi dengan keras.



Tepat pada saat itu Mino sedang masuk ke ruangan itu dan melihat rika menampar Aoi.
“senpai?” gumam Rika kaget melihat Mino. Aoi paham jika iatak melakukan sesuatu maka mino, Rika dan klub akan jadi rusak persahabatannya. Aoi lalu menampar balik Rika didepan Mino.

Rika menangis dan berlari meninggalkan ruang klub itu.
“heii..tsuzuki” panggil Mino yang melihat rika menangis dan berlari keluar itu.



Rika berjalan dan menatap tangannya yang tadi menampar Aoi.Ia merasa bersalah. Saat itu ia juga tersadar klo tasnya ketinggalan diruang klub.



Mino memberikan alat compress untuk wajah Aoi yang merah akibat tamparan Rika tadi. Mereka duduk bersebelahan.

“apakah telah terjadi sesuatu?” tanya Mino.
“em…  ini hanya masalah pribadi antara aku dan rika saja.” Jawab Aoi sambil terus mengompres pipinya.

Aoi tiba-tiba berdiri mengambil bantal yang dipegang Mino “ Aku rasa aku lebih baik tidak kesini lagi. Aku terlalu dimanja olehmu..aku terlalu tergantung padamu.”
Mino juga berdiri dan terkejut dengan ucapan Aoi yang tiba-tiba itu.“itu tak masalah buatku..karena aku..”

“tidak boleh.. ini tak baik.. aku benar-benar payah. Aku harus keluar dari semua ini.” ucapAoi
“aoi san.. ini memang bukan saat berbicara tapi..  jawabanmu atas malam yang lalu.. bisakah aku mendengarnya sekarang?” tanya Mino ragu.



Rika kembali ke ruang klub dan melihat ada Mino yang masih duduk disana sendirian.
Mino menyadari kehadiran Rika saat Rika membuka pintu ruangan“ahh..tsuzuki..?”
“maaf aku lupa tasku..” ucap Rika gugup

“jangan pergi dan melupakan barang berhargamu begitu saja” ucap Mino sambil berdiri dan menutup jendela ruang klub. Rika berlari membantu senpainya itu.Mino langsung pergi meninggalkan Rika tanpa banyak bicara lagi.Rika merasa sesuatu telah terjadi dengan Mino.



Libur summer, Tama Club berkumpul lagi di restaurant milik keluarga tetchan.Mereka bermain kartu bersama-sama.Beberapa kali Rika melirik Mino yang duduk didepannya.

Tetchan  sedang meminta tolong ibunya untuk membawakan makanan untuk teman-temannya tapi ibunya yang sedang minum-minuman alcohol atau sake agak malas karena ia ingin libur summer juga seperti yang lainnya. Setelah dibujuk beberapa lama akhirnya ibu tetchan berajak dari meja minuman alkoholnya dan memberikan nampan berisi sushi pada Mino dan teman-teman.

Ibu tetchan lalu duduk bergabung dengan Mino dkk.
“Hei apa yang akan kalian lakukan di summer ini?” Tanya ibu tetchan
“Yah kami biasanya  cuma belajar” jawab mino

“Kau harusnya juga harusnya menghabiskan liburanmu dengan bermain dan lain-lain.Kau kan hanya punya libur summer sebentar tiap tahunnya..kalian harusnya….”

Tetchan mendatangi ibunya yang masih berbicara “Mom perlu kau tau. dia ini juga sudah melalui banyak hal..”

“Dia? Apa? Apa yang terjadi?” tanya Ibu tetchan penasaran tentang apa yang terjadi dengan Mino.

“Hentikan”ucap Mino pada Tetchan.
“ayolah.. Katakan padaku” desak ibu tetchan.



Rika tiba-tiba bangkit berdiri dari mejanya dan dudk dimejaibu tetchan sewaktu minum-minum.
“Rika? Apa kau baik-baik saja?” tanya yu-chan
“ya..” sahut Rika terus  melangkah.
Rika duduk sendirian dan mengambil botol minuman alcohol yang diminum ibu tetchan dan langsung menegaknya.Rika yang tak terbiasa minuman alcohol langsung terbatuk-batuk.Semua terkejut memperhatikan rika.

“Rika ?!Apa yang terjadi, Rika ?!” tanya yucha panic sambil berjalan cepat mendekati Rika

“APA YANG TERJADI?!Apakah kamu baik-baik saja?!” ibu tetchan juga langsung mendekati Rika.“Nakano!bawakan sesuatu untuk minum!”
Mino yang segera mengambil minum dan memberikan pada ibu tetchan.Mino berdiri disebelah Rika dengan khawatir.

“Dia akan baik-baik saja, kan?”
Ibu tetchan segera memberikan minuman pada Rika “Minumlah.Minumlah.”

Tapi Rika sudah sangat mabuk dan sudah tidak sadar.



Mino terpaksa menggendong rika di punggungnya.
“Hati-hati!Sebuah tangga! Sebuah tangga depan!” ucap tetchan mengarahkan Mino dengan mengejek seolah Mino kesusahan menggendong Rika.

“Mengapa harus aku?”gerutu mino karena ia yang harus mengantarkan pulang rika dan yang lain masih asyik didalam.

“Kau presiden klub.” Jawab tetchan
“ ya sudah.. Yu-chan, kau pulang dengan kami.” Ajak mino pada yuchan.

Yuchan tidak ingin menyia-yiakan kesempatan sahabatnya itu jadi ia memberi alasan pada Mino “Tapi ... Aku masih di tengah-tengah makan,  jadi maaf”

“sudah Cepat cepat pergi!” usir tetchan pada mino

“Ya, ya… selamat menikmati.” Sindir Mino.
“Semoga selamat sampai tujuan.HATI-HATI, OKE ?!” teriak tetchan memperingatkan Mino

“bye…” teriak yuchan. Keduanya masih memperhatikan Mino.

“Apakah semua akan baik-baik saja?” ucap tetchan pelan.
 “kautidak terlihat seperti orang memikirkan Mino-senpai seperti itu” jawab yu-chan

“heh?”tetchan tidak paham maksud yuchan.
“ternyata...Kau justru orang yang paling memikirkan tentang orang-orang di sekitarmu. “

“ benarkah begitu” gumam Tetchan kaget karena Yuchan sepertinya mulai mengenali kepribadiannya.

“iya” sahut Yuchan tersenyum.
Tetchan langsung malu dan jadi senang.“-Begitukah? Aku seperti itu?.”
Tetchan tertawa-tawa bahagia.



Mino terus berjalan dengan menggendong Rika yang mabuk dipunggungnya.Gadis itu tersenyum-senyum sendiri.

“Kau orang pertama yang telah menggendongku selain dari ayahku...” kata Rika dengan tertawa-tawa dan bergerak memukul-mukul bahu Mino

“Iya iya.ayahmu ya?” ucap mino bersabar.

“Tapi aku ... tidak akan melakukan hal semacam ini bersama ayahku!” kata rika sambil bergerak-gerak dipunggung Mino sampai cowok itu kehilangan keseimbangan



“hei ---Tsuzuki. Seorang wanita mabuk ... tak sedap dipandang.” Omel mino pada rika

“jadi.... Okita-senpai apa juga tidak sedap dipandang?” tanya rika.
Mino terdiam cukup lama sambil terus berjalan.

“Aku ditolak.” Kata Mino tiba-tiba.

“Siapa?” tanya rika
“aku”

“Oleh siapa ....?” tanya rika lagi
“... Oleh Aoi-san.”

“YEAY…YEAY…. APAKAH ITU BENAR, SENPAI ?!” teriak rika sambil terus bergerak gerak kegirangan mendengar Mino ditolak Aoi

“hei Ini bahaya.. TSUZU ---“
“APA KAMU YAKIN SENPAI?!” Rika tertawa-tawa girang

“Kau sepertinya terlalu senang… Jangan terlalu banyak bergerak” omel kesal Mino karena Rika terus bergerak-gerak membuatnya susah menggendong Rika.

“Hei, senpai ... senpai!” rika tertawa-tawa

“hei… kamu! ayo kesana dan jernihkan kepalamu di sana!”kata Mino pada rika saat didepan mereka ada taman bermain.




Mino meletakkan tubuh rika diplosotan.
“Hei.Tsuzuki…” panggil mino mencoba membangunkan rika tapi gadis itu tidak bangun juga jadi ia meletakkan minuman kaleng panas ke pipi rika.

“inipanas.” Teriak rika yang langsung bangun.

“Bangun, bodoh.Tsuzuki bodoh.Ayolah. Ini” mino memberikan minuman kaleng itu pada rika yang masih setengah mabuk.Rika menggelengkan kepalanya.


Tiba-tiba kedua tangan rika terangkat menyentuh wajah Mino. Rika terus menatap mino dan membuat cowok itu sepat terkejut.

“Kau masih mabuk.” Gumam Mino saat tangan rika melepaskan wajahnya

“ ini tak apa… kau sudah mencium Okita-senpai.”

Mino kaget rika tau klo ia sudah mencium Aoi. “hah kau melihatnya?
“Itu salahmu karena menciumnya di tempat seperti itu.” sahut rika galak

“Aku tau..jadi minum ini saja.” Kata mino memberikan kaleng minuman panas ke rika lagi.

“Senpai ...Jika ada kemungkinan ... Okita-senpai ... menyukaimu... Jika itu terjadi, aku akan menyerah.” Ucap rika pelan dan pasrah.

“Apa maksudmu dengan kemungkinan itu?Ayolah.Naik ke punggungku.” Kata Mino berjongkok didepan Rika dan menepuk kaki gadis itu.



Rika hanya tersenyum malah menyandarkan wajahnya dipunggung mino. Tapi perlaha-lahan ia naik kepunggung mino.

“tapi.. kemungkin bisa menjadi mungkin, tapi ... Jika itu terjadi, aku akan benar-benar berhenti.” Gumam rika

“heh?” Mino tak begitu paham dengan gumaman Rika dipunggungnya itu


“ jadi… sudahlah pacaran denganku segera” gumam Rika ditelinga Mino dan pasti sangat jelas dimengerti maksud kalimat itu. mino terkejut dengan permintaan Rika untuk jadi pacarnya itu.



BERSAMBUNG PART 3



Tidak ada komentar:

Posting Komentar