Selasa, 21 Juni 2016

Orange - Part 1



Naho berdiri dibawah pohon sakura yang sedang berkembang sangat indahnya. Ia melihat ke kelopak sakura yang terjatuh dijalanan dan hembusan angin yang membuat kelopak-kelopak itu berterbangan.
Naho tersenyum bahagia.

Ia teringat sepucuk surat yang ia terima tadi pagi tapi ia belum sempat membukanya karena buru-buru kesekolah.

“Musim semi di umurku yang ke-16 tahun... Aku menerima surat yang ditujukan kepadaku. Pengirim surat itu adalah... “

Naho membalik surat itu dan ada namanya disana “…Aku?!”

Naho heran dengan surat itu tapi saat ia menyadari ia hampir terlambat ke sekolah, Naho memasukkan surat itu lagi dan berlari ke sekolah.




Saat pak guru mengabsen satu-satu muridnya, Naho membuka lagi suratnya itu dan membacanya.

“ Untuk diriku yang masih kelas 2 SMA.Bagaimana kabarmu? Aku menulis surat ini untukmu dari 10 tahun di masa depan.”                                   

Naho terkejut membacanya “10 tahun di masa depan?!”
                                   
Naho menutup lagi suratnya saat pak guru selesai mengabsen murid-muridnya.

“Semuanya sudah disebut  kan?  Selamat karena kalian semua sudah naik kelas.      Aku akan menjadi wali kelas di kelas 2-6 ini. Namaku Nakano. Salam kenal.” Kata Pak guru
                                               
“Salam kenal.” Jawab muridnya serempak
                                   
“Setelah ini kalian akan menghadiri upacara pembukaan tahun ajaran baru.”

Naho membaca lagi surat itu “Mungkin kau bertanya kenapa aku menulis surat untuk dirimu yang masih kelas 2 SMA? Itu karena aku punya permintaan dan aku ingin kau mewujudkannya.”
                                   
“Tunggu… Apa ini Lelucon seseorangkah?!” gumam Naho                         

 “ Ada seseorang yang ingin saya perkenalkan. Saya akan memanggilnya dulu.”  Kata pak guru dan keluar kelas untuk menjemput murid baru itu.


                       
Naho melanjutkan membaca

“dengan begitu kesalahan yang pernah aku lakukan tidak akan terjadi lagi padamu... aku akan menulis apa yang akan terjadi dan kapan itu akan terjadi. Sampai saat  itu aku ingin kau memilih langkah yang benar yang kau inginkan agar itu terjadi padamu.”
                       
“Pagi. 6 April Hari pertama masuk sekolah  aku melihat bunga sakura dan aku pikir aku akan terlambat.”

Naho berpikir “Kenapa dia bisa tahu?!“
                                   
“Di hari itu... akan ada murid pindahan yang datang dari Tokyo.  Namanya adalah... Naruse Kakeru.”

Pak guru masuk dengan diikuti seorang cowok ganteng. Pandangan mata para murid cewek langsung tertuju pada cowok itu.
“Ada murid pindahan dari Tokyo. Dia adalah Naruse Kakeru.” Kata pak guru memperkenalkannya sambil menulis nama cowok itu ke papan tulis.

Naho terkejut tepat saat ia membaca nama Naruse Kakeru, pak guru juga memperkenalkan nama cowok itu. Naho menatap cowok itu bingung.

“ Dia datang dari Tokyo bulan lalu  dan ini pertama kalinya dia tinggal di Matsumoto. Kalau begitu berikan salam perkenalan.” Kata pak guru pada kakeru.
                                   
“Saya Naruse Kakeru.  Senang bertemu dengan kalian.” Ucap kakeru memperkenalkan diri
“ Salam kenal.”
                                               
“Kalau begitu kursimu ada di samping Takamiya.“ kata pak guru sambil menunjuk kursi disebelah Naho yang kosong.  
“Baik.” Sahut kakeru.

“Dia akan duduk disampingku.” Naho membaca surat itu.




Kakeru berjalan pelan ke kursi disamping Naho diikuti pandangan mata para cewek-cewek dikelasnya.. Cowok itu lalu duduk dikursinya.
                       
“Aku yakin ini adalah kebetulan.” Batin Naho. Ia melirik ke kakeru.
Merasa ada yang memperhatikannya, kakeru menoleh ke sampingnya. Pandangan matanya bertemu dengan pandangan mata Naho.

Naho langsung malu dan menunduk “ Ini hanya kebetulan kan?” batin Naho
“Masih jam segini ya?Kalau begitu gunakan waktu 15 menit yang tersisa.   “ kata pak guru sebelum akhirnya ia keluar kelas.

“Terima kasih banyak.” Sahut murid-muridnya.



Saat membereskan buku-bukunya untuk pulang sekolah, Naho kembali melirik ke kakeru. Cowok itu sedang sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

“Naho?” panggil 2 orang gadis sahabatnya Takako Chino dan Azusasa Murasaka.
“ Ayo kita beli roti. Ayo. Ayolah ikut dengan kami!”

Hiroto Suwa, salah satu sahabat cowoknya juga ikut bergabung.                                        
“ Kalau begitu!Aku akan makan sesuatu yang lain.”
“Aku tidak memberikanmu apa-apa.” Potong Murasaka dengan cepat                    
“Apa-apaan? “ protes Suwa pada Hagita
“Kau terlalu banyak makan.Pilihlah roti yang vitamin” seru Saku Hagita sahabat cowok Naho lainnya.
“Vitamin?” ucap Suwa heran. Ia lalu melihat kakeru yang akan keluar kelas.
                                    
“Kakeru-kun! Ikutlah bersama kami!” seru Suwa
Kakeru menoleh heran ada yang memanggil namanya.                                           
“Oh benar! Roti kita enak! “ sahut Murasaka gadis yang ayahnya pemilik toko kue dikota itu.

“Aku ingin rasa kari!” kata hagita                   
“Aku tidak mengajakmu!” canda Murasaka.

Naho teringat surat yang ada ditasnya.
“Mungkinkah...?Seperti yang tertulis di surat itu..” batin Naho

“Kalian mengajak Kakeru pulang bersama namun dia akan mengatakan tidak.”

Kakeru Nampak bingung menjawab ajakan teman sekelasnya itu.
“Umm hari ini.Ada sesuatu yang harus aku lakukan...” kata kakeru.
“Ayo! Tidak apa-apa!Ayo pulang bersama-sama.” Desak Suwa sambil berjalan mendekati kakeru dan menaruh lengannya dibahu kakeru dengan akrabnya.             
“ Oh ya! Kami akan mengajakmu berkeliling Matsumoto.”
“ Benar! Karena sangat jarang kita sekolah hanya setengah hari.” Kata Taka-chan
“Dia benar! Toko roti kita ini sangat lezat!” kata Azusa         

Kakeru melihat teman-teman barunya itu begitu bersemangat mengajaknya pergi bersama mereka jadi ia tak enak untuk menolak ajakan mereka.                                  
“Kalau begitu... baiklah Sebentar saja.”                                 
“Baik! Akhirnya!” seru Suwa senang.                                    

“Aku ingin kalian tidak mengajak Kakeru pulang bersama hanya pada hari itu. Sama sekali jangan”              
                  
Naho menatap ragu dengan keputusan yang sudah diambil kakeru. “Jika aku melakukannya aku penasaran... apa yang akan terjadi?” batin Naho.


                                   
Mereka lalu berjalan pulang menuju ke toko kue milik keluarga Murasaka Azusasa.                                   
“Pertama mari kita mulai dengan perkenalan diri!Dia adalah Azusa.” Kata Suwa memperkenalkan seorang gadis yang ceria dengan rambut yang diikat.                                  
“Panggil aku "Azusa!" kata Azusa dengan tersenyum ramah.
Kakeru tersenyum pada gadis itu.
                                   
“Selanjutnya... Chino Takako.” Kata Suwa menunjuk ke seorang gadis yang berambut panjang.
“Salam kenal.” Sapa gadis itu
                       
Suwa menujuk ke cowok dengan kacamata “dia Hagita Saku.”                                           
Suwa menunjuk pada Naho“dia Takamiya Naho.”
Naho mengangguk kecil pada Kakeru.                                  
“Dan aku Suwa Hiroto!Panggil saja aku Suwa.”                               
“Suwa...” ucap Kakeru pelan.

Kakeru lalu melihat pohon-pohon besar yang ia lewati bersama dengan teman-teman barunya itu.

“Pohon disini terlihat luar biasa.  “ kata kakeru pelan.   
                         
“benarkan? Ini adalah Taman Hutan Agata yang menuju ke lorong waktu!” seru Suwa menjelaskan pada kakeru sambil memeluk bahu kakeru.

“Pohon cemara disini sudah berdiri selama 10 tahun dan sebelum perang Matsumo-“ belum selesai Hagita si kutu buku menjelaskan pada kakeru, suwa langsung memotongnya.                   
“Baik  baik! Sudah cukup.” Ucap Suwa.


                                   
“Ini tidak akan hilang dari Matsumoto.” Kata Taka-chan menimpali
“ Benar. Aku tidak sabar ingin melihat bunga sakura mekar!Itu yang paling ditunggu kan? Ayo lihat bunga sakura! Kalau bunga sakura kita harus melihat di Koboyama!”
           
“Sangat menakjubkan untuk melihat bunga sakura.. sakura.. sakura disepanjang pandangan matamu!” seru Suwa dengan hebohnya dengan mengerak-ngerakkan tangannya ke bawah seperti hamparan sakura membuat teman-temannya tertawa melihat kehebohannya itu.
                                               
“Apa maksudmu?!” tawa teman-temannya melihat gerakan tangan Suwa itu.
“Aku bilang bunga sakura diseluruh tempat!” ulang suwa dengan gerakan tangan yang sama.
Mereka tertawa sambil mengerakkan tangannya persis seperti yang dilakukan Suwa.
“sakura.. sakura...  sakura!“ tiru Taka-chan dan Azusa mengerakan tangannya.
           
“Hei apa kau "Menari Shige?"” kata hagita melihat gerakan tangan teman-temannya itu.                
“Apa itu?”
                                   
“Apa kau tidak tahu? Seperti ini.“ Hagita lalu memperagakan gerakan tangannya ke samping tubuhnya.                             
“Hei aku tahu yang ini!Bukankah itu tarian yang sudah agak kuno?” tawa Azusa dan yang lainnya.           
“berisik!” protes hagita.



Mereka tertawa semua melihat hagita malu dikatakan kuno. Semua terkejut saat mereka mendengar kakeru tertawa. mereka menoleh dengan takjub ke kakeru.
                                   
“Dia tertawa... “ batin Naho menatap takjub
                                   
“Apa yang kau tertawakan?”Tanya suwa berlari ke tempat kakeru berdiri karena penasaran melihat kakeru yang tertawa itu.
“Beritahu kami!“ kata Azusa yang juga penasaran                

“Sakura... bukankah biasanya mekar diatas bukan dibawah?” tawa kakeru yang mengingatkan klo gerakan tangan Suwa di bawah.                     
“Bagus Kakeru-kun! Kau benar-benar mendengarkan!Bunga sakura di Kobayama... “ suwa tertawa dan melanjutkan celotehnya soal bunga sakura di kobayama.                            

Naho menjadi lega melihat ke akraban mereka.  “Apa yang aku khawatirkan? Mengajaknya adalah ide bagus.”               



Mereka lalu menunggu disebuah jembatan karena Azusa sedang pergi ke toko kue ayahnya untuk mengambil kue yang dijanjikannya pada teman-temannya. Azusa datang membawa 2 kantong plastic yang penuh berisi kue.
 “Teman-Teman aku membawa roti! 1 orang 2 ya..” kata Azusa membuka kantong belanja.
Suwa mengambil 1 kantong dan langsung membawanya ke depan kakeru.
                       
“Jadi Kakeru-kun. Mana yang kau suka?” Tanya Suwa                                
“Yang manapun tidak masalah.” Sahut kakeru bingung.
“Tidak  tidak. Kau tahu masing-masing sangat lezat.” Kata Suwa membuka kantong makanan itu agar kakeru memilih.
“Kalau begitu... Aku pilih ini” kata kakeru mengambil 1 kue.                                      
“Nozowana?  Nozowana! Itu sangat enak!” kata suwa lalu ia beralih pada Naho.
                                               
“Bagaimana denganmu Naho?” Tanya suwa                        
“Apapun tidak masalah! “ jawab Naho.
                       
 “sungguh kau yakin? Tanya suwa.
Kakeru memperhatikan ekpresi wajah Naho yang sepertinya pasrah saja.


“ Yah kalau begitu! Untuk Naho aku punya... Kau suka manis jadi aku akan memberimu rasa melon...dan apel cinamon juga kan? “ kata Azusa memberikan 2 kue pada Naho.
                       
“Terima kasih” ucap Naho menerima 2 roti itu.

 “Kakeru-kun aku akan memberimu rasa kari.” Kata Azusa dan memberikannya pada kakeru.                 
                       
 “Tapi aku ingin makan itu juga!” kata Hagita pada Azusa.
“Kau bisa makan itu kapanpun kau mau. “ sahut Azusa agar hagita untuk kali ini mengalah pada kakeru.

“ tidak  aku tidak mau! “
“Aku akan memberikan krim ini untukmu!” kata suwa memaksa hagita menerima roti krim dari tangannya.                     
Naho memperhatikan teman-temannya yang berebut roti kari itu “Syukurlah aku tidak mengatakan apapun. Semuanya suka sekali roti kari”.

Kakeru dari tadi memperhatikan Naho yang sedang melihat teman-temannya berebut roti kari. Ia tau sepertinya Naho juga pengen roti kari itu.

“mau tukar roti kariku… dengan roti melonmu?” Tanya kakeru pada Naho.                         

Naho tersenyum senang karena ia mendapatkan roti kari kesukaannya.                             
“boleh” sahutnya sambil memberikan roti melonnya pada kakeru.
“ terima kasih.” Ucap kakeru menerima roti melon itu.

“Hei...  Apa kau keberatan jika kami memanggilmu Kakeru?” Tanya suwa tiba-tiba
“Sama sekali tidak.” Sahut kakeru tersenyum                                   
“Kakeru...” ucap Suwa dan teman-teman lainnya                                         
"Kakeru... "                                          



“6 April. Murid pindahan bernama Kakeru Naruse datang... dan duduk disebelah kursiku.” Tulis Naho di buku hariannya. Naho teringat surat yang ada ditasnya.

“Surat ini... apa benar-benar aku yang menulisnya?” Naho lalu mencocokkan tulisan yang ada disurat itu dengan tulisan tangannya dibuku harian yang baru saja ditulisnya. Naho kaget karena tulisannya sama.

“Tidak... Ini membuatku takut...” gumamnya khawatir karena ia telah melanggar pesan yang tertulis disurat itu agar tidak mengajak kakeru pergi diawal perjumpaan mereka.



Sejak saat itu, kakeru tidak datang ke sekolah lagi. Semua heran karena cowok itu tidak masuk sudah sangat lama.
Naho dan sahabatnya juga jadi khawatir                   
“Apa yang terjadi pada Kakeru?Sudah berapa lama ya?” Tanya Azusa
“ Kurang lebih 10 hari.” Jawab suwa
“10 hari  kan?  kita belum mendengar kabarnya sejak Saat Itu kan?” kata Azusa
“ Ya sejak itu.”
                       
“Harusnya kita aku meminta nomor teleponnya?” sesal Suwa karena ia tidak bisa menghubungi kakeru untuk bertanya apa yang terjadi dengannya.                                               
“Kita juga ingin melihat bunga sakura dengannya.”
Mereka khawatir mereka nggak akan bertemu kakeru lagi.                                      

Langkah kaki Naho terhenti “Mungkinkah... surat itu mengatakan sesuatu tentang apa yang terjadi?” batin Naho khawatir.
           
Sampai dirumahnya Naho membuka kembali surat itu di halaman selanjutnya

“20 April. Pertandingan besar. 2 minggu setelah bertemu Kakeru. Aku diminta menjadi pemukul pada pertandingan softball. Pada waktu itu aku menyesal karena menolak bermain sebagai penyerang. Pada penghujung hari itu juga... Aku mulai jatuh cinta pada Kakeru.”



Tanggal 20 April disekolah saat Naho, Azusa dan Taka-chan sedang berjalan ke lapangan olahraga, Azusa melihat kakeru sedang bermain sepakbola dengan teman-teman cowok lainnya.

“Itu Kakeru!” Azusa langsung berlari ke lapangan . Taka-chan juga berlari menyusul Azusa. Nah juga ikut berlari pelan.                         
                                               
“Kakeru Apa yang terjadi padamu?Kau menghilang selama 2 minggu!” Tanya Azusa                               
“Aku sedang malas.” Jawab kakeru santai                                        
“Malas?” Azusa tersenyum mendengar jawaban kakeru                  
“Syukurlah kau baik-baik saja.” Kata Taka-chan                               
“Apa yang kau lakukan selama 2 minggu?” Tanya Azusa                                        
“Yah banyak.” Jawab kakeru  
“Apa maksudmu "banyak"?” gerutu Azusa



Para cowok sedang bertanding dilapangan dan para cewek dipinggir menyaksikan pertandingan itu. Naho melihat kakeru duduk sendirian sambil melihat pertandingan itu.
Naho berjalan pelan di tempat kakeru duduk.
                       
“Apa kau istirahat? Apa kau tidak ikut bermain?” Tanya Naho sambil duduk disebelah kakeru.                  
“Aku hanya pemain cadangan.” Jawab kakeru.                                 
“Kenapa?” Tanya Naho.
                                   
“karena aku lama tidak masuk sekolah.. dan aku tidak ikut latihan” jawab kakeru.
Cowok itu memperhatikan tangan Naho yang sedikit mengelus kaki kanannya. Meski gerakan tangan Naho samar tapi kakeru melihatnya.

“Suwa benar-benar hebat.” Kata kakeru pelan memperhatikan kembali pertandingan sepakbola itu. Naho bisa membaca ekpresi kakeru yang ingin sekali bermain sepakbola itu.



Setelah pertandingan sepakbola para cowok selesai, sekarang gantian pertandingan kasti para cewek. Kelas Naho nilainya sudah agak tertinggal.
Teman-teman cewek mendekati Naho yang duduk bersama kedua sahabatnya  Azusa dan Taka-chan,.
                                   
“Ini permintaan kami!Ku mohon bermainlah sebagai pemukul untuk kami.” Mohon kedua teman kelasnya pada Naho.
                                               
“Itu benar-benar terjadi.” Batin Naho teringat surat itu “Aku menyesal karena menolak untuk bermain.”                                       
Suwa, kakeru dan hagita berjalan mendekati Naho dan lainnya.                                          
“Mereka kalah.” Kata Suwa memperhatikan nilai kasti grup kelas mereka.
                                   
“Setelah pukulan berikutnya mereka akan menang... ” Kata gadis yang meminta Naho bermain               
“Menang? Kau serius?”
                                   
“Itu mustahil bagiku. Aku mungkin tidak bisa memukulnya… itu sangat cepat.” Kata gadis itu cemas                        
                                               
“ maaf.. Aku juga payah.” Tolak Naho                                    
“Ku mohon Naho! Kau bermain softball saat SMP kan?”                             
“ benar benar! Naho kau bisa melakukannya!”
“ Ayo kami mohon! Ayolah!”
           
“Kakimu... sakit           kan?”  Tanya kakeru             
“ Naho kau terluka?” Tanya Azusa khawatir.
“ Kau baik-baik saja?”            
“Dimana? Dimana? Biar aku lihat.”
“ Sebentar saja! Biarkan kami melihatnya!”
Teman-temannya langsung khawatir memperhatikan kaki Naho.
“Tidak aku sungguh tidak apa-apa!”

Azusa tiba-tiba berdiri dan mengangkat tangannya “Kalau begitu... Aku akan memukulnya”

“Di dalam surat dikatakan, setelah Azusasa bermain menggantikanku kami kalah dalam pertandingan.” Batin Naho. “Dikatakan bahwa aku menyesal karena menolak untuk bermain. Apa benar-benar tidak masalah... untuk menolaknya?” Naho berpikir dan gelisah melihat Azusa mulai bersiap-siap bermain.
“Melarikan diri dari itu...  .adalah kesalahan!” batin Naho lagi.
“Aku akan memukulnya!” teriakan Naho membuat semua menoleh padanya. “Aku akan melakukannya!”



Naho bersiap-siap di posisinya sebagai pemukul. Karena gugup bola pertama terlewat padanya. Naho teringat tulisan di suratnya lagi. Naho memfokuskan pandangan matanya pada bola yang dilempar ke arahnya. Naho memukulnya dengan sekuat tenaga dan bola itu melayang sangat tinggi. Naho setengah tak percaya ia sudah melakukannya, ia hanya berdiri mematung di tempatnya.

“Naho Naho! lari! Lari!” teriakan sahabat dan teman-temannya membuat Naho tersadar dan ia mulai berlari sekuatnya.
           
“Aku berhasil! Untuk pertama kalinya!” gumam Naho tersenyum senang. 

Pertandingan sudah selesai dan Naho berlari ke tempat sahabat-sahabatnya yang sudah menunggunya.

“Untuk diriku yang lemah dan pengecut...Aku tidak akan melarikan diri!”      batin Naho bahagia.

Wajah Naho berseri-seri penuh senyuman kemenangan. Kakeru juga tersenyum melihat kegembiraan diwajah gadis itu.



Naho berjalan tertatih di halaman sekolah, ia merasakan sakit dikakinya yang sudah ia tahan dari tadi agar teman-temannya tidak mengkawatirkannya.
                       
“Kau tidak apa-apa?” Tanya kakeru yang tiba-tiba berdiri dibelakangnya.                            
“Biar aku lihat kakimu. Duduklah disana.        “ kata kakeru lembut menunjuk sebuah bangku di halaman sekolah.                                    
“Aku baik-baik saja.” tolak Naho                                             
“sudahlah cepat kemari” desak kakeru yang ternyata ditangannya ia membawa kotak P3k. kakeru berjalan ke sebuah bangku dan menunggu Naho                        
“Cepat.” Desak kakeru lagi.

Nahopun menuruti kakeru. Ia duduk di bangku yang ditunjuk kakeru. Cowok itu jongkok didepan Naho. Ia memegang telapak kaki Naho yang telanjang dan membersihkan luka di kaki Naho dengan sebuah kapas.                             
“Sakit.” Keluh Naho.               
“Jika ukuran sepatumu tidak pas kau harusnya mengatakannya.” Kata kakeru

“Tapi... pertandingan olahraga hanya kali ini saja maka tidak masalah. Mengatakan itu sekarang juga sudah terlambat. Aku akan menahannya.”
                                               
“Jika kau selalu menahan sesuatu... maka kau akan melewatkan kesempatan” ucap kakeru sambil memasang hansaplast dikaki Naho.    


                                         
“Hal itu tidak masalah bagiku. Selama itu tidak menyebabkan masalah untuk siapapun...   tidak ada yang menyadarinya.            “                                  
“Aku memperhatikanmu, tahu.”         Ucap kakeru lembut.
Naho terkejut dan memperhatikan kakeru yang sedang menatapnya dengan tatapan serius.                    
“Aku khawatir.” Lanjut kakeru tersenyum. Ia lalu berdiri “Baik sudah selesai. Sampai jumpa.”        
                                   
“Terima kasih.” Ucap Naho
Kakeru berjalan pergi.        


    
“kakeru… Kau juga ! “ teriak Naho tiba-tiba. Kakeru berbalik dan menatap Naho. “Jika kau ingin bermain sepak bola... kau juga harus mengatakannya. Karena aku juga melihatmu... Kakeru... Aku juga memperhatikanmu!” teriak Naho

Kakeru tersenyum senang mendengarnya.              
“Pukulan yang kau lakukan tadi sangat hebat. Aku juga akan bergabungdengan tim sepak bola tahun depan. Aku akan menunjukkan padamu bahwa aku lebih baik daripada Suwa. Jadi lihat aku!” teriak kakeru                            
“Pasti! “ sahut Naho tersenyum.
Mereka berdua saling tersenyum sebelum akhirnya kakeru pergi.

“Hal-hal yang tertulis di surat itu... ...benar-benar terjadi padaku. Pada hari ini...Aku jatuh cinta pada Kakeru. Saat dia bilang "Aku melihatmu." Itu membuatku senang.” Batin Naho.



Saat mereka pulang bersama sahabat-sahabatnya dan bercanda, beberapa kali mata Naho dan kakeru bertemu pandang dan mereka langsung tersenyum.

“Untuk masa depanku 10 tahun dari sekarang...        Apa salah satu penyesalanmui... telah hilang?” batin Naho berdiri di jembatan kota menatap lurus ke langit.



Naho 10 tahun yang akan datang juga berdiri dijembatan yang sama dengan pemandangan kota yang tidak jauh berbeda dengan Naho kelas 2 SMA.                                     

“Naho.” Suara suwa mengagetkan Naho.  
“Lihat bunga ini. Cantik ya?”
Naho melihat pria itu datang dengan mengendong anak kecil dan sebuah rangkaian bunga ditangannya.                         
“Untuk apa ini?” Tanya Naho                         
“Aku akan memberikannya untuk Kakeru.” Sahut Suwa                                           
“Kakeru tidak akan merasa senang dengan itu” protes Naho                                   
“Tidak masalah. “ sahut Suwa.

Naho mengambil alih anak perempuan kecil itu dari tangan suwa dan ia mengendongnya dengan penuh cinta.


                                   
“Naho… Suwa… “ panggil Azusasa yang datang bersama Taka-chan dan hagita.
Suwa dan Naho menoleh melihat sahabat-sahabatnya yang juga datang
“ Sudah lama tidak berjumpa!”
                                   
“Hagita bagaimana kabarmu?” Tanya suwa

Taka-chan langsung mengelus anak kecil yang digendong Naho itu.                      
“kawaiii.. Matanya benar-benar mirip denganmu Naho.” Ucap Taka-chan gemas menyentuh anak Naho itu.                    
“Syukurlah dia tidak seperti Suwa.” Goda Hagita pada Suwa.                                              
“Benar!            “ seru Azusa menyetujui                                
“Diam kau!” amuk Suwa                                            
Mereka terdiam semua saat mereka melihat 2 orang murid diSMA yang sama dengan mereka dulu.
“Baik... Ayo. Untuk memenuhi janji kita pada Kakeru.” Kata Suwa.
Mereka lalu berjalan bersama-sama.


Naho SMA membuka lagi surat dari dirinya 10 tahun yang akan datang.                                         
“Saat umurku mencapai 26... banyak hal yang aku sesali. 10 tahun dari saat itu yaitu sekarang. Kakeru sudah tidak lagi bersama kami… Dia meninggal..”          

“meninggal? Kakeru???” Naho terkejut dan wajahnya langsung pucat membaca surat itu.



Bersambung Part 2


10 komentar:

  1. mba aku pen download ini movie dimana ya? boleh minta linknya gak mba, tetep semangat ya mbaak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. cb download di sini >>>>
      http://www.filmku.net/2016/06/orange-live-action-2015.html

      Hapus
  2. Lanjut terus sinopnya mb..
    Semoga sehat selalu
    Aamiin

    BalasHapus
  3. lanjut dong mbak,,,dah cek berkali2tp blm update jg....fighting

    BalasHapus
  4. ditunggu kelanjutanya mbak...

    BalasHapus
  5. Aku ninggalib jejak ya mbaaa. Aku komen kok gak silent reader😊 time travel itu selalu seru, tapi ini cerita yg berbeda. Memperbaiki masa lalu.hmm

    BalasHapus
  6. Film nya menyentuh banget ya
    terimakasih sudah membuat sinopsisnya ¥O¥

    BalasHapus
  7. Lebih greget klo nonton yaa 😂 tpi sinopsis lumayan lah.. makasihh dah dbuat..

    BalasHapus