Jumat, 01 Juli 2016

Orange - Part 3



“1 Juli. Festival Azalea. Hari ini, kami  bermain bersama teman-teman”

Naho pergi bersama teman-temannya di festival Azalea disekolah. Naho memperhatikan teman-temannya yang bermain dikolam renang dengan hebohnya .

Suwa dan Kakeru duduk berdua dipinggir kolam renang.

“Malam ini... Aku akan melihat kembang api dengan Naho.Hanya berdua saja, Bagaimana menurutmu?” Tanya kakeru pelan.

Kakeru sebenarnya tau sahabatnya itu, Suwa juga menyukai Naho. Jadi ia ingin memberitahukannya kepada Suwa sendiri.

Suwa menoleh sambil tersenyum “Kenapa kau bertanya padaku?” jawab suwa sambil bermain semprotan air “pergilah…  Naho pasti akan senang” lanjut  Suwa menenangkan Kakeru.



Sepanjang siang mereka bermain di kolam renang sekolah sambil menunggu pertunjukkan kembang api di malam hari.

Suwa beberapa kali melihat kebersamaan Kakeru dan Naho. Mereka berdua terlihat sangat bahagia. Dari jauh Suwa ikut tersenyum melihat kedekatan keduanya. Ia menghela nafas panjang seolah menenangkan perasaannya sendiri untuk kebahagian 2 sahabatnya itu.



Saat sore hari semua sudah berkumpul di halaman sekolah untuk mengumumkan kontes miss Tsutsuji dan pemenangnya adalah Rio Ueda senpai.
Ueda-senpai berdiri di panggung dan mengucapkan terima kasih pada semua orang yang sudah memilihnya.

Kakeru dan sahabat-sahabatnya ikut bertepuk tangan atas kemenangan Ueda senpai.

Kakeru yang berdiri disebelah Naho, tiba-tiba menunduk dan berbisik pelan pada Naho
“Jadi... dimana kita akan melihat kembang api?” kakeru terlihat bahagia dan sangat berharap.
(ah pas liat adegan ini aku kok ngiri bangettt.. so sweet.. mukanya Yamaken kayak beneran berharap-harap cemas.. arghhhh… )

“Di kolam renang!” jawab Naho tersipu malu.
“Aku juga berpikir begitu.” Kata kakeru masih menunduk melihat pada Naho.

Ueda-senpai yang ada didepan panggung melihat keduanya yang sedang berbisik-bisik dengan mesranya itu, melihatnya dengan Wajahnya penuh amarah.



Beberapa saat lagi, pertunjukan kembang api akan segera dimulai. Semua melihat kembang api dengan bersemangat!
Semua mencari lokasi yang pas untuk mereka bisa melihat kembang api itu.

Naho berlari menuju kolam renang untuk melihat kembang api bersama kakeru. Namun Ueda senpai dan 2 orang kakak kelas mencegatnya dan minta tolong Naho untuk membawa beberapa dus ke kelas mereka. Naho tak kuasa menolaknya apalagi Ueda menatapnya dengan senyuman sinis. Dan ketiganya langsung pergi begitu saja.jadi mau tak mau Naho harus membawa barang-barang itu ke kelas 3.



Sementara itu kakeru berlari ke kolam renang. Ia melihat tak ada seorangpun ada disana. Ia melihat sekelingnya dan Naho juga tidak ada. Kakeru lalu duduk dipinggir kolam renang menunggu Naho.
Sampai lama Naho tidak muncul juga bahkan saat pertunjukkan kembang api dimulai, Naho belum ada disana. Kakeru terus memperhatikan pintu masuk kolam renang tapi naho tetap tidak nampah dan kakeru terlihat kecewa.



Naho yang masih mengangkat dus-dua ke lantai kelas 3 melihat letusan kembang api dari jendela tangga yang dilewatinya. Ia jadi merasa sedih karena ia tidak bisa bersama kakeru. Naho teringat surat dari dirinya 10 tahun yang akan datang.

“Terakhir kalinya aku melihat pertunjukan kembang api, adalah saat aku dan Kakeru berada di kolam renang, dan melihat ke atas langit. Setidaknya hanya kenangan itu... Biarkan itu tetap ada.”



“Bagaimana ini?” gumam Naho panic teringat surat itu. Naho mempercepat langkahnya dan segera mengambil dus lainnya dan membawanya ke atas. Karena terlalu capek membawa beberapa dus dan juga karena buru-buru, kaki Naho tersandung anak tangga dan terjatuh.. isi yang ada didalam dus tumpah ke lantai. Naho jadi tambah panic dan mulai mengumpulkan barang-barang yang tercecer dilantai.

Tiba-tiba kedua sahabatnya Azusa dan taka-chan datang.
“Naho! Apa yang kau lakukan?”

“Azu! Taka-chan!”

Azusa dan Taka berlari mendekati Naho dan membantu Naho memunguti barang-barang itu.
Taka Meraih tangan Naho “cepat pergilah… Kau akan melihat kembang api dengan Kakeru, kan?” ucap taka.

Naho segera berdiri dan berlari secepatnya menuju kolam renang.



Kakeru masih menunggu Naho dikolam renang sampai pertunjukkan kembang api akan berakhir. Kakeru merasa kecewa karena Naho sepertinya tidak mungkin muncul di kolam renang itu. Kakeru berdiri dan pergi ke pintu keluar kolam renang dengan lesu.

Tiba-tiba Naho masuk ke tempat itu dengan berlari-lari. Nafasnya terengah-engah saat berdiri didepan kakeru “Kakeru? Maaf... aku terlambat.” Kata Naho.

Kakeru terkejut melihat gadis itu akhirnya muncul. Kakeru tersadar dan segera menggenggam tangan naho dan membawanya berlari. Kakeru membawa Naho berdiri ditempat yang strategis untuk melihat kembang api itu. Tapi saat sudah sampai disana kembang apinya sudah berhenti diletuskan.
Mereka menatap kelangit dengan kecewa.

“Sudah selesai.” Gumam Naho kecewa.



Mereka terdiam kecewa. Naho lalu tersadar kalau tangan kakeru masih menggenggam tangannya. Kakeru juga melihat kedua tangan mereka. Mereka masih terdiam namun genggaman tangan yang tidak mereka lepaskan dan tatapan mata mereka menyiratkan perasaan mereka berdua.

Tiba-tiba  kembang api meletus lagi dilangit malam itu. Mereka melihatnya dengan kagum.
“Sangat indah....”gumam Naho tersenyum.

“Naho... Aku senang bisa melihat kembang api bersamamu.” Ucap kakeru tersenyum menatap kembang api itu. “hari ini tidak akan pernah aku lupakan” ucap kakeru sambil menatap Naho.

Mereka berdua tersenyum dan melihat pertunjukkan kembang api yang masih berlanjut itu.
“kata yang kakeru ucapakan itu.. tak akan pernah aku lupakan.”



Festival Azalea masih berlanjut. Naho pergi merayakannya dengan memakai Yukata berwarna biru. Ia janji bersama teman-temannya mengunjungi kuil di kota mereka.
Saat sampai di tempat janjian, Naho hanya melihat kakeru saja yang  langsung melambaikan tangannya begitu melihat Naho. Kakeru juga datang memakai pakaian Yukata untuk cowok.

Naho berjalan menghampiri kakeru yang terus menatapnya “Dimana yang lainnya?” Tanya Naho
“Ah... Suwa dan Hagita bilang mereka tidak bisa datang... Azu juga.” Jawab kakeru

“Apa Taka-chan juga tidak bisa datang?” Tanya Naho
“Benar.”angguk kakeru.

Naho langsung terlihat grogi karena berarti ia hanya bersama kakeru saja. Kakeru melihat sikap naho yang jadi ragu.
“Tidak masalah kalau hanya kita saja.  Ayo..”ajak kakeru yang mulai berjalan. Naho mengikuti langkah kaki kakeru. Cowok itu menoleh memperhatikan naho yang berjalan mengikutinya.
“kau terlihat kawaii..” puji kakeru melihat ikatan rambut Naho.
Gadis itu tersipu malu tiba-tiba dipuji kakeru.



Mereka lalu pergi berdua menikmati festival itu. Mereka bermain Kingyo Sukui (menangkap ikan mas dengan saringan kertas  tipis).  Mereka juga membeli Taiyaki yang dimakan dengan es.

“Apa kakimu lelah?” Tanya Kakeru saat melihat Naho terlihat berjalan lambat.
“Yah, sedikit. Tapi tidak apa-apa” jawab naho

“Kau mau duduk sebentar?” Tanya kakeru.
Mereka berjalan menepi saat rombongan anak kecil berbaris dengan memakai yukata dan lampion ditangan melewati mereka.

“BonBon. Aku juga melakukan itu saat kecil.” Kata naho

Kakeru jadi teringat saat masih kecil dan ibunya pernah mengajaknya ke acara seperti ini.

“Kakeru?” panggil Naho saat ia melihat kakeru melamun.” Kakeru? Ada apa?” Tanya Naho khawatir

Kakeru tersadar dari lamunannya. “Ayo.” Ajaknya segera



Mereka pergi ke kuil dan berdoa disana. “Apa yang kau minta?” Tanya Naho
“Bukan apa-apa...  Jika ini soal harapan... aku ingin memohon pada ibuku..  Jika ini Tuhan... aku yakin akan sampai pada ibuku.” Jawab kakeru

“apa yang kau katakan padanya?” Tanya Naho

“Itu rahasia.” Jawab kakeru berbalik pergi.
Tapi saat beberapa langkah, tetesan air hujan jatuh ke wajahnya. Dan airmata yang sempat berlinang diwajah kakeru terhapus dengan tetesan air hujan itu.

Mereka berdua berteduh di depan kuil dalam diam.
“Aku sama sekali tidak bisa mengubah apapun. Aku ingin mendengar dia bercerita tentang ibunya...”

“Kakeru? Soal ibumu...”
“Sudah ku bilang, itu rahasia.” Jawab kakeru masih tersenyum.

“Kalau begitu...  Soal penyesalanmu...a pa itu karena kau tidak bisa menyelamatkan ibumu?” Tanya Naho lagi. Ia ingin membongkar perasaan kakeru , kesedihannya, penyesalannya sehingga ia mungkin bisa sedikit membantu kakeru.



Kakeru  termenung dan terdiam lama sebelum ia menjawabnya.
“Jika aku memberitahu padamu... Kau akan membenciku.” Kata kakeru

“Tidak akan! Aku janji.” Kata Naho dengan serius.

“Saat upacara masuk sekolah... aku membuat sebuah janji.”
 “Janji?”

“Kesehatan ibu... selalu tidak stabil…  Kami akan ke rumah sakit baru... dan aku seharusnya mengantar dia. Ibu... Secara emosional, cara dia berbicara sudah tidak stabil. .Sulit rasanya bagiku. Kami bertengkar tanpa alasan. Tapi...  aku senang karena kalian mengajakku bermain. Itu sebabnya, waktu itu... Aku merasa dia jadi menyebalkan.”

Kakeru teringat pesan yang dikirimkan ibunya saat dia bermain bersama suwa, naho dan lainnya.
Ibu: Dimana kau sekarang? Aku pikir kau langsung pulang ke rumah. Aku mengirim pesan tapi kau tidak membalasnya.



Kakeru bercerita dengan menahan airmatanya. Suara sudah bergetar saat ia melanjutkan kalimat-kalimatnya.
“dan setelah itu, dia tidak membalas pesanku lagi.  Aku tidak berpikir kalau dia akan bunuh diri. Jika aku menatapnya dengan baik... jika aku lebih memperhatikannya.. jika saja aku… lebih memperhatikannya” airmata kakeru berlinang diwajahnya mesti ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk menahannya.

“mungkin Aku pasti bisa... menyelamatkan ibuku. Karena itu, tadi... Aku bilang padanya kalau aku menyesal."Maafkan aku, ini salahku."  Itu hanya...” kakeru sudah tidak bisa membentuk kesedihan dan airmatanya. Ia berjalan menjauhi Naho, berdiri di ujung kuil dan menangis.



Naho terus memikirkan apa yang terjadi dengan kakeru. Saat ia pulang ke rumah ia mengambil surat dari dirinya 10 tahun yang akan datang itu.
“Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Apa yang dimaksud tentang "menyelamatkan Kakeru?" batin Naho

“Aku ingin kau bertanya tentang ibunya. Aku pikir penyesalannya adalah karena tidak bisa menyelamatkan ibunya. Selamatkan dia dari penyesalan itu. Jika kau bisa melakukannya, kau mungkin bisa mencegah kecelakaan..”

“Apa yang dia maksud dengan "kecelakaan Kakeru?" gumam Naho heran.



Masa 10 tahun yang akan datang.
Nenek  kakeru mulai menceritakaan kecelakaan yang dialami kakeru waktu itu. Nenek membuka sebuah tas dan mengambil sebuah kertas dari dalam dan memberikannya pada Naho dan teman-temannya.

Hagita membuka surat itu yang ternyata tulisan tangan Kakeru.

“Nenek... Maafkan aku...  Jika terjadi sesuatu padaku... beritahu semuanya kalau itu adalah kecelakaan. Maaf karena aku akan pergi ke tempat dimana ibu berada.”

Semua terkejut membaca surat itu. Peristiwa dibalik kematian kakeru yang tiba-tiba itu mulai terkuak.

“Kakeru... Dia memutuskan sendiri... dan sengaja mengarahkan sepedanya pada jalur mobil. Bodoh sekali dia. entah kenapa dia melakukan hal semacam itu.”

Semua menjadi semakin terkejut mendengar ucapan nenek kakeru.

“Kau tidak bisa menghapus kegelapan hati hanya dengan kekhawatirkannya.”lanjut nenek kakeru.

Semua terdiam sedih mendengar kenyataan kalau kakeru meninggal bukan karena kecelakaan tapi karena bunuh diri.

“Kami dengar segala hal tentang Kakeru dari neneknya bahwa dia meninggal bukan karena kecelakaan tapi bunuh diri. Kami hanya punya satu penyesalan. Yaitu membiarkan Kakeru meninggal. Bahkan jika itu adalah kecelakaan, kami tetap tidak akan bisa menyelamatkan Kakeru... Kami ingin dia memberitahu masalahnya pada kami. Kami tidak ingin dia memilih mati sebagai jalan keluar. Ku mohon… Aku ingin kau menyelamatkan hati Kakeru."



Kakeu pulang ke rumahnya dan tenggelam dalam penyesalannya atas kematian ibunya. Kakeru pergi ke kamar ibunya dan teringat percakapan dirinya dan ibunya dikamar itu.

“Meski ibu bilang itu demi aku… Kenapa kau selalu memutuskan segala sesuatu seenaknya?!” seru kakeru marah pada ibunya  “setidaknya sekali saja, tolong bersikaplah layaknya seorang ibu!!”

Ibu kakeru langsung menangis didepan kakaeru.
“Kenapa kau menangis?!” kakeru tersadar klo ia sudah marah dengan ibunya. Kakeru jongkok didepan ibunya yang sedang menangis itu“Maaf karena aku berbicara dengan nada tinggi...”
“Kakeru...? Maafkan aku juga, Kakeru.” Isak ibu kakeru
“Kau tidak perlu minta maaf.” Sahut kakeru memeluk ibunya dengan menyesal.

“Itu salahku, kan? Aku selalu mengganggmu, kan?”
“Itu tidak benar.”

“ Maafkan aku.”
“,Itu tidak benar.. Jangan menangis.”
“Maafkan aku, Kakeru.Maafkan aku.”
Kakeru berdiri mematung teringat kejadian yang sangat disesalinya sampai sekarang “Ibu...”



“31 Desember. Kami mendengar segala hal tentang Kakeru dari neneknya..”
Suwa pergi ke rumah Naho pagi-pagi sekali.

“Maaf mengganggu. Belakangan ini, Kakeru tidak ikut latihan klub.mungkin kau tau sesuatu.”Tanya suwa.

Naho terdiam bimbang apa ia harus menceritakan semua pada  Suwa.
“Ada apa?” Tanya suwa curiga melihat naho tidak menjawabnya dan sikap Naho yang terlihat bingung.


“Ini soal Kakeru... Aku ingin meminta pendapatmu tentang sesuatu…. Sebuah surat. Entah kau percaya atau tidak...aku tidak tau tapi.” kata Naho gugup harus mulai dari mana cerita tentang kakeru itu.

“ Naho!  Tidak apa-apa. Jangan khawatir.” Suwa merogoh saku celananya dan mengambil sebuah surat dari sakunya itu “Aku juga... mendapat suratnya.”



Mereka lalu pergi untuk membicarakan apa yang terjadi disebuah taman kota. Naho mulai membaca surat yang ada ditangan Suwa yang ditulis oleh Suwa sendiri di masa  10 tahun yang akan datang.

“Untuk diriku yang berusia 16 tahun...Bagaimana kabarmu? Saat ini, aku menulis surat untukmu dari masa depan. Untuk dirimu yang berusia 16 tahun...Ada hal penting yang ingin aku minta padamu.
Ku mohon, demi diriku yang  sekarang... Aku ingin kau menghapus penyesalan yang kami bawa….”
Naho membuka halaman selanjutnya.

“Tapi aku membaca surat ini setelah upacara masuk sekolah. Aku tidak bisa mewujudkannya.” Ucap Suwa pelan.

Naho teringat kejadian saat Kakeru tiba-tiba diterima di klub sepakbola “Itu sebabnya, Kakeru... diterima di klub sepak bola? Jadi, kau orang yang membantunya, kan?”

Suwa mengangguk. Naho membuka suratnya lagi.
“Eh? Mana lanjutannya?” Tanya Naho heran melihat surat itu tidak ada halaman selanjutnya..

“Aku meninggalkannya dirumah. Tidak ada sesuatu yang penting didalamnya.” Jawab Suwa “Ayo selamatkan Kakeru... Dengan keyakinan.. Yang ini juga...Bantu aku mewujudkannya.” Lanjut Suwa menunjuk pada lembar yang sedang dibawa Naho. Gadis lalu membawa tulisan di lembar itu.
   






14 September
Hari ini ulang tahun Kakeru. Dia tidak mengatakan apapun dan semuanya juga tidak tahu, jadi.. Itu sebabnya...”

Kakeru sedang piket kebersihan dikelasnya. Azusa dan taka datang menghampirinya.
“Kakeru! Kami dengar sebentar lagi kau ulang tahun kan?” Tanya Azusa
“Apa ada... sesuatu yang kau inginkan?” Tanya Taka-chan

Dai jauh Suwa dan Naho tersenyum melihat kedua temannya itu mencari kado yang diinginkan Kakeru. Mereka memang merencanakan semuanya dengan sahabat mereka lainnya tentang kado ulang tahun yang diinginkan kakeru seperti yang tertulis di surat itu.

“tepat sebelum hari ulang tahunnya... tanyakan apa yang dia inginkan”

“ Apa?” desak Azusa dan Taka tentang hadiah yang diminta kakeru.

“ Kalau begitu, bagaimana dengan tim sepak bola Matsumoto?”
“Matsumoto Yamaga?”
“Itu dia!”


Hagita saat istirahat juga bertanya pada Kakeru apa yang diingin kakeru sebagai hadiah ulang tahun.

“Hagita-kun... aku suka manga yang kau baca, Tapi aku tidak memintamu untuk memberikannya padaku...”
“Apa? Sudah ku bilang, itu bukan hadiah.Bodoh.” gerutu Hagita.
Suwa tersenyum mendengar jawaban Hagita.


 Saat jam pulang Naho memperhatikan tas yang dibawa kakeru.
”Kakeru... Kau selalu menggunakan tas itu, kan?” Tanya Naho
Kakeru mengangguk heran tapi saat ia melihat ekpresi wajah naho yang seperti mendapat pencerahan.  Kakeru tau ini pasti berhubungan dengan kado ulang tahun seperti yang di tanyakan teman-teman lainnya.
 “ini saja sudah cukup, kau tidak perlu memberikan hadiah padaku” kata kakeru menebak pikiran naho.

Naho langsung panik rahasia mencari info kado yang diinginkan kakeru terbongkar  “Tidak, tidak! Bukan begitu! Sungguh, bukan karena itu aku bertanya” Naho buru-buru keluar ruangan sampai menabrak pintu keluar.

Kakeru tersenyum geli melihat tingkah naho yang panik. Suwa menepuk kepalanya dengan tangannya melihat tingkah naho itu.


Pulang sekolah suwa juga bertanya pada kakeru kado yang diinginkannya.

“pasti ada sesuatu yang kau inginkan kan?”

“sudah ku bilang, aku benar-benar tidak ingin apapun."
“Sesuatu yang sangat kau inginkan sekarang. Katakan apapun.” Desak Suwa
“Yah... sesuatu yang paling aku inginkan........”


Masa 10 tahun yang akan datang.
Suwa duduk bersimpuh di altar sembayang rumah nenek kakeru.
“Kakeru... Selamat ulang tahun... janji soal kita akan berkumpul bersama.. maaf kami tidak bisa memenuhinya.” Ucap Suwa tertunduk.
Ia menoleh pada teman-teman yang duduk dibelakangnya. Mereka juga masih berkumpul disana untuk merayakan ulang tahun Kakeru.



14 September.
Hari ini ulang tahun Kakeru.

Suwa menutup mata kakeru dan membawanya ke ruang kelas mereka.
“ Aku tidak bisa melihatnya! Aku takut!”kata kakeru bercanda.
Suwa mendorong kakeru maju lagi .

“Ayo! Lebih maju lagi!  Satu langkah lagi! Satu lagi.”
“ Satu lagi? Baik...”

“Siap, ayo!”
Suwa membuka melepaskan tangannya dari mata kakeru.
“Kakeru...! Selamat ulang tahun yang ke-17!” teriak teman-temannya.
Kakeru terkejut ke 5 sahabatnya ada disana. Dipapn tulis  tertulis ucapan selamat ulang tahun untuknya. Dan diatas meja terdapat banyak makanan.

“Selamat ulang tahun!” teriak mereka lagi sambil meletuskan confetti ke udara.

“Terima kasih!” ucap kakeru tersenyum penuh haru.

“ Ayo mulai acaranya” seru Suwa.



Azusa dan taka mengulurkan sebuah bingkisan tipis pada kakeru
“Ini, Kakeru! Hadiah dari kami berdua! “

“ Tiket untuk menonton permainan sepak bola?” tebak kakeru melihat bungkusan itu.

“Kenapa kau bisa  tahu?” gerutu Azusa gemas.

“Terima kasih!”kakeru tertawa.


 Hagita datang dan mengulurkan bungkusan berbentuk kotak pada kakeru.”Kakeru...! Ini hadiah dariku... Jangan kaget.”
“ Manga?” tebak kakeru lagi. Semua tertawa mendengar tebakan kakeru yang memang benar itu.
“baguslah kau tau..:
“Terima kasih Hagita-kun...”



Suwa tersenyum senang melihat wajah kakeru yang Nampak bahagia itu.

Ia teringat kejadian saat ia kerumah Naho dan memberitahu Naho klo ia juga menerima surat dari masa depan. Saat itu Naho bertanya padanya tentang lembar surat selanjutnya. Ia berbohong pada naho dan mengatakan klo ia meninggalkan lanjutan surat itu dirumah padahal sebenarnya ia menyimpannya disaku celananya.

Suwa tidak ingin lanjut surat itu dibaca naho karena membahas tentang cinta ketiganya.

“Diriku saat itu entah kenapa tidak bisa mendukung Naho dan Kakeru setulus hati.. Tapi saat Kakeru meninggal... Naho hampir ambruk saat dia menangis. Kenapa aku tidak bisa... merelakan mereka berdua? Aku benar-benar menyesalinya. Tidak bisa melihat gadis yang aku cintai.. mungkin aku merasa sedih tapi.. tapi aku masih memiliki sepakbola.. tolong demi Naho dan kakeru.. aku ingin melihat perasaan yang mereka miliki satu sama lain. Jadi, aku mohon padamu... supaya aku bisa melihat Naho dan kakeru tersenyum 10 tahun dari sekarang dan di masa depan nanti. Kuserahkan mereka berdua  padamu”



Naho berjalan mendekati kakeru dan mengulurkan bungkusan besar pada cowok itu

“Dan ini dariku.”
“Besar sekali!” seru azusa.

Kakeru  langsung membuka kado itu dan isinya ternyata tas besar. kakeru terlihat sangat senang.

“ini luar biasa! Keren!” kata kakeru senang
“Coba kau pakai.”

Kakeru langsung memakainya dengan semangat.
“Wow. Kau terlihat keren!”

Kakeru tersenyum pada Naho “Terima kasih... aku akan menyimpannya.”
Naho mengangguk dan senang melihat wajah kakeru yang terlihat menyukai hadiahnya itu.



Tinggal Suwa yang belum memberikan hadiah pada Kakeru. Mereka baru tersadar klo suwa menghilang.
“Suwa? Dia melarikan diri, ya? Dasar licik.”
“siapa yang melarikan diri.” Sahut suwa dari balik pintu.

“Kau tidak membawa hadiah, bukan?”
“Aku bawa kok.” Jawab suwa masuk kedalam kelas sambil membawa rangkaian bunga tangan.
Semua berteriak heboh melihat kado suwa berbentuk bunga itu.

“Apa-apaan kau-- emang kau Pacarnya?” mereka serentak tertawa
“Kau aneh sekali!”

“Diam! Ini idenya!Kakeru bilang sendiri...” seru Suwa.

Kakeru tertawa geli sahabatnya itu membawa bunga seperti yang dimintanya “Aku bilang hanya bercanda!”



Suwa berjalan ke depan kakeru
“Kakeru. Selamat ulang tahun!” seru Suwa sambil menghampur memeluk kakeru. Semua tertawa melihat kelakuan Suwa itu.
“ Lepaskan aku, lepaskan aku.” Teriak kakeru kegelian.
“jangan melarikan diri” bisik Suwa ditelinga kakeru.

Kakeru mendengarnya dan ia tau maksud perkataan Suwa tadi.

Suwa melepaskan pelukannya dan memberikan bunga itu pada kakeru. 



Suwa lalu melangkah keluar ruang kelas. Tapi kemudian ia berbalik dan melihat ke sahabat-sahabatnya dan memberi kode mereka agar mengikuti dirinya dan membiarkan naho dan kakeru berdua saja.

Azusa dan taka sadar dengan kode Suwa itu.
“kurasa.. sebentar.. ano…  Yah, kau tahu... yang itu... yang itu...”seru azusa panik
“ Aku lupa!” seru taka-chan
Mereka lalu menarik tangan hagita keluar dari kelas.



Sekarang didalam kelas hanya tinggal naho dan kakeru. Cowok itu berjalan pelan kedepan naho sambil membawa bunga dari suwa tadi.

Kakeru lalu mengulurkan bunga itu pada naho.
“Naho... Ini. Aku berikan ini untukmu.”

Naho kebingungan menerima bunga itu “kau memberikannya untukku? Kenapa?"

Kakeru tersenyum “Itu karena... aku hanya ingin memberikan padamu.”

Naho bingung mendengar jawab kakeru.
“Maaf  ini bukan sesuatu yang aku beli sendiri. Tapi... Perasaanku... aku ingin kau mengetahuinya”

Naho terkejut.
Kakeru melihat wajah naho yang terkejut. Ia tersenyum kikuk “Jawaban...  Aku tidak perlu jawaban...”
Kakeru tersenyum salah tingkah dan mengusap wajahnya dengan tangannya. Saat kakeru menoleh kearah pintu kelas, ia melihat ke 4 sahabatnya ada disana memperhatikannya, memberikan supportnya kepada dirinya.



Masa 10 tahun yang akan datang.
Suwa masih duduk didepan altar kakeru. Ia mengambil bunga yang dibawanya lalu mengulurkannya pada Naho
“dari kakeru” ucap Suwa tersenyum pada Naho.

Naho menerima bunga itu “Kenapa kau...  memberinya padaku?”
“alasannya…” suwa kebingungan “Kau sudah menyadarinya, kan?”

“karena aku dan kakeru pada akhirnya kami tidak bisa saling terbuka satu sama lain.”
“Kakeru selalu... mencintaimu, Naho.” Kata suwa

Suwa lalu menceritakan apa yang dikatakan kakeru saat ia bertanya tentang kado apa yang dingin kan kakeru saat itu dan kakeru menjawab:
“Kalau begitu...sebuah karangan bunga.” Kata kakeru tersenyum

“Karangan bunga? Kau yakin” Tanya Suwa bingung waktu itu.

Kakeru tersenyum “Jika aku menerimanya...aku akan segera memberikannya kepada Naho.”

Naho terkejut mendengar itu.
“kami semua  sudah tahu soal itu” kata hagita.
Naho langsung menangis memeluk karangan bunga itu.
Naho dewasa , naho 10 tahun yang akan datang tidak pernah mengetahui perasaan kakeru padanya.




BERSAMBUNG PART 4 (ENDING)


4 komentar:

  1. Nyesek bacanya.....walo cuma drama.aku gampang larut si orangnya.kalo liat drama atau sekedar baca sinopsisnya.pasti ikutan sedih.ditunggu ya endingnya.....^_^

    BalasHapus
  2. Seruuuu...semangat kakak...ditunggu kelanjutannya ya...

    BalasHapus
  3. Makasih kak sinopsisnya. Sedih bgt huhu Lanjut ya aku tunggu bgtt T.T

    BalasHapus
  4. Iya nih dtgu lanjutannya..^^,

    BalasHapus