Rabu, 27 Juli 2016

Seisei Suruhodo Aishiteru Ep.1 ~ Part 2



Kairi dan Mia, lalu mengerjakan perencanaan buklet itu berdua.
“dibagian tentang perasaan ini.. bagimana klo dirubah agar bisa menunjukkan cinta yang sederhana?” kata Kairi memberikan pendapat.
“iya ini lebih baik.. terima kasih” ucap Mia tersenyum.

Setelah design mereka selesai mereka lalu mencoba mencetaknya dipenerbit. Mereka masih kurang puas dengan tampilan buklet itu dari sisi warna ataupun design tulisannya.

“ini tidak cukup baik. Itu tidak memiliki dampak.” Ucap Mia melihat sampul buklet itu.
“bagaimana klo diberi emboss? Itu mungkin menciptakan sensasi mewah kan?” saran Kairi.

Mia setuju dengan ide Kairi. Saking senangnya ia membukul bahu Kairi sambil tersenyum ceria.
“bisa saja kau dengan ide sebagus itu!”

Kairi reflek menyentuh bahunya yan dipukul Mia itu.
“tolong beri kami samplenya” kata Kairi pada penerbitnya.




Keduanya lalu mengawasi jalannya pemotretan model yang memakai perhiasannya.
Kairi terlihat bersemangat mengatur fotografer untuk mengambil sisi yang terbaik dari cincin itu.

Mia tersenyum melihat Kairi “sejak kapan kau jadi ikut terobesesi?”
Mia langsung meniru gerakan Kairi yang menyuruh fotografer mengambil gambar.
“jangan mengolokku!” ucap Kairi dingin.
Mia langsung menutup mulutnya rapat-rapat tapi ia menahan senyumnya dengan tangannya. Kairi melirik Mia dan ikut tersenyum kecil.

Mereka istirahat dan pergi makan berdua.

“apakah kau dapat izin dari kantor pusat di New York?” Tanya Mia.
“apakah kau lemah dalam bahasa inggris sampai kau tak bisa membacanya?”
“kau kasar.. tentu saja aku bisa”

Kairi menerima telpon dalam bahasa inggris. Mia mendengarkan sambil terus menikmati makanannya.



Mereka pergi lagi ke penerbit bukunya.
Mia meminta manager editor untuk memperbaiki warna sampulnya lagi karena menurut Mia masih tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
“tolong periksa lagi Matsumoto-san, Saya ingin anda memeriksa warnanya lagi” pinta Mia
“ini sudah buku ke- 4!” tolak manager editor
“tapi kilauan dari cincin dan kejernihan dari cincin tidak tergambarkan dengan jelas! “ kata Mia
“ini sudah cukup berkilauan!” bantah Matsumoto Manager editor penerbit itu.

“Apakah Anda pikir ini akan membuat wanita jatuh cinta ?Apakah Anda pikir mereka akan ingin memakai ini? Atau menunjukkan ini kepada orang lain?” ucap Mia lagi

“aku tak bisa melakukan apapun tanpa  se-izin manajer pabrik  dan aku tidak bisa menghubunginya, karena dia sekarang ada di pesawat.”

“Baik maka biarkan saya  menunggu disini sampai manager pabrik  tiba di sini”

“itu tak masalah buat saya. tetapi saya tidak tahu kapan ia akan kembali.” Kata manager matsumoto sedikit kesal dengan sikap keras kepala Mia.
Ia segera berbalik dan meninggalkan Mia dan Kairi.
“terima kasih” ucap Mia
Tanpa mereka bertiga sadari seorang pria memperhatikan mereka. Ia tersenyum melihat sikap Mia.



“kita tak dapat melakukan apa-apa,  Mari kita kembali untuk saat ini.” Kata Kairi

“Anda dapat kembali sendiri Wakil Presiden. Aku akan menunggu di sini.” Jawab Mia
“Aku akan memberitahu Manager Mukai tentang hal ini.” Kata Kairi mengajak Mia kembali ke kantor.
“Saya tidak puas dengan warnanya!” kata Mia bersikeras untuk tetap tinggal disana.
“Kurihara ...”

“Saya mungkin tidak trampil dalam hal ini dan saya hanya dapat melakukan setidaknya upaya semacam ini. Tapi saya percaya bahwa pekerjaan ini adalah panggilan saya. Saya ingin melakukan yang terbaik.”
Kairi tidak bisa berbuat apa dengan kemauan Mia itu. Mereka berdua akhirnya tetap di pabrik percetakan menunggu manager pabrik datang.



Mia dan Kairi sedang melihat proposal mereka.
“Melihat ini ...aku jadi tau klo cincin adalag symbol sebuah ikatan. Kau bisa merasakan cinta yang meluap di setiap episode” ucap Mia tersenyum kecil saat membaca tulisan diproposal itu.

“Cincin hanya untuk formalitas.” Sahut Kairi “Pada awalnya akan ada perasaan yang kuat ... Tapi seiring berjalannya waktu itu  akan hilang kan?”

Kairi sedikit termenung “akan sangat menyenangkan  jika perasaan cinta ini  bisa terus untuk selamanya.”

“saya tidak berpikir klo perasaan seperti itu akan hilang. Anda akan mulai mengingatnya saat anda melihat cincin itu... selamanya”

“Bagi seorang pria cincin adalah ... Mungkin simbol tanggung jawab.” Ucap Kairi

“Tanggung Jawab?” Tanya Mia
“’aku akan bersamamu sampai kau mati’” ucap Kairi menatap Mia

Mia terkejut “apa?”
(Mia mungkin ke Ge-eran dikira Kairi mengungkapkan perasaan padanya)
“bukankah itu artinya saat seorang pria memberikan cincin untuk wanitanya kan

Mia tersadar klo ia mengkhayal yang nggak-ngak.. Mia tertawa sendiri, malu dengan perasaannya “Ya ya! Kau benar!”

“dia akan melindungi orang itu  sampai akhir hidupnya. Semacam itu maknanya.” Ucap Kairi dengan pandangan seperti melamun teringat sesuatu.
Mia hanya mengangguk mendengarkannya.



“aku dengar kau bersikeras lagi” ucap manager pabrik yang mendatangi keduanya dengan wajah kesal.

“Direktur pabrik! Terima kasih untuk semua kerja keras Anda!” ucap Mia

“ Ya ampun.Aku tak bisa mengalahkanmu” ucap manager pabrik menyerah dengan keinginan Mia.

kairi dan Mia saling melirik dan tersenyum usaha mereka tidak sia-sia.



Setelah mereka menyelesaikan pembicaraan dengan Manager pabrik, keduanya lalu pulang.

“Aku senang kita dapat warna yang bagus. Kita juga mendapat izin buklet dari kantor pusat di New York.” Kata Mia senang.sambil membaca  email dari kantor pusat Tifany.

“Oh, begitu”.

Diemail yang dikirim Tifanny New York, Disana ditulis  persyaratan untuk disetujuinya buklet itu adalalah mereka berkerjasama dengan Gracie Gold.

“Gracie Gold?” gumam Mia “”kita dapat respond dari kantor pusat. Mereka membuat syarat agar kita memakai skater Gracie  Gold jadi bagian dalam buku kita.”

Kairi  menoleh pada Mia dengan terkejut.

“Sepertinya dia akan berkunjung ke jepang minggu depan.Apakah kita bisa mengatur pertemuan sekarang?”
“aku mungkin bisa melakukannya” kata Kairi santai
“benarkah?!” Mia tersenyum lega sambil berjalan cepat kearah Kairi. 



Tiba-tiba Mia hampir terjatuh karena hak sepatunya yang terlalu tinggi itu menancap di lobang yang ada dijalan.
Kairi dengan cepat menangkap tubuh Mia agar tidak terjatuh.

Mia terkejut ia ada dipelukan Kairi. Mia menatap gugup wajah Kairi yang begitu dekat dengannya itu “Maafkan aku.”

Mia mencoba menarik sepatunya itu dengan kuat. Saat ia berhasil menarik sepatunya dari lubang itu ternyata hak sepatunya jadi ikut rusak, mau lepas.



Kairi mengambil sepatu itu dari tangan Mia. Ia menghela nafas melihat sepatu itu.

“Tidak ada cara ...” ucap Kairi yang tiba-tiba membungkuk dan membopong tubuh Mia.
Mia amat sangat terkejut dengan tindakan Kairi yang mendadak tanpa permisi itu. Mia hanya tertunduk malu di bopong seperti itu melewati jalanan itu.
(ahhh gentlemen banget.. super… melting… )

Kairi membawa Mia ke sebuah toko fashion.
“Pilih apa pun yang kau  inginkan..aku akan membelinya untukmu” ucap Kairi
(nonton ini sambil batin "ohh goshhh.. coba Mia itu aku.. " wkwkwkwk..)



Mia berjalan dengan sedikit terpincang memperhatikan sepatu-sepatu yang sangat indah didepannya.
Ini indah.
Mia melihat sepatu yang disukainya. Mia mengambilnya dan mengaguminya tapi saat Mia melihat harga sepatu itu Mia jadi kaget.
“162.000 ¥ ?!” gumam Mia kaget. (klo dirupiahkan sekitar 20 jutaan)
Mia dengan cepat menaruh sepatu itu lagi.

“Mengapa kau tidak mencoba memakainya?” Tanya Kairi yang melihat Mia sepertinya tertarik dengan sepatu itu.
“ah Tidak, aku tidak berani melakukannya” ucap Mia tertawa malu-malu.

“Ini gratis untuk sekedar mencobanya kan?”
“Tapi…”

Seorang pelayan mengambil sepatu itu dan mengulurkannya pada Mia. “Silakan.”



Mia lalu duduk untuk mencoba sepatu itu. Kairi dan pelayan itu berdiri didepannya.. Mia melihat kakinya dan ia terkejut melihat cat kukunya sudah tidak rapi, beberapa bagian sudah hilang.

“jika aku memakai sepatu di kaki ini. Aku merasa sudah melakukan tindakan yang tidak senonoh pada sepatu ini!” batin Mia ragu memakai sepatu mahal itu.

“aku tidak mau mencobanya” kata Mia.memakai sepatunya lagi dan bangkit berdiri
Kairi segera berjalan cepat mendekati Mia “sudah coba saja!”
Kairi mendorong Mia duduk lagi. Kairi lalu membungkuk dan melepas sepatu Mia.
Kairi jadi melihat cat kuku kaki Mia yang sudah tidak rapi itu.
Kairi memegangi kaki Mia itu sambil bergumam pelan. “ini kaki yang sudah bekerja keras sepanjang hari ini. Sangat indah”
Mia terbengong dan terus diam saat Kairi memakaikan sepatu baru itu ke kakinya.



Mia berdiri dan memandangi sepatu baru itu di cermin didepannya.

“ini cocok denganmu.” Ucap Kairi ikut melihatnya. Mia melihat wajah Kairi dari cermin didepannya dan pandangan mata mereka beradu.
Kairi menoleh ke pelayan yang ada dibelakang mereka “Kami membeli ini.”
“baik” ucap pelayan

“Umm ...! Saya tidak dapat menerima sesuatu yang mahal seperti ini!” kata Mia

“aku akan membuangnya Jika kau tidak menginginkannya” sahut Kairi.
Mia terkejut, sepatu semahal itu sayangkan klo dibuang.

“Apa yang dia katakan?” batin Mia .



Mia dan Kairi lalu meninggalkan toko itu dan berjalan pulang. Mia melangkah dengan langkah seperti seorang model yang memperagakan sepatunya. Dalam hatinya Mia sangat bahagia bisa memakai sepatu seindah dan semahal itu. Kairi melirik ke Mia yang berajalan seperti anak kecil yang baru dibelikan sepatu baru.

Mia jadi malu melihat tatapan Kairi itu. Mia menghentikan langkahnya yang seperti model itu.

“Ini bukan seperti yang Anda pikirkan.” Kata Mia tersipu malu. “Anda mengatakan akan membuangnya  jadi Saya harus mengambilnya.”
"Tak apa. Mengapa kau tidak jujur saja dan menerimanya?" ucap kairi geli dengan sikap Mia.

“baiklah. Setidaknya biarkan aku membelikan sesuatu untukmu juga.” Kata Mia
“kau tak perlu melakukannya” jawab Kairi.

“Tapi anda sudah membelikan  sepatu sebagus itu untukku.” Mia menghentikan langkah Kairi dengan Mia berdiri didepan pria itu. “Apakah ada yang Anda inginkan?” Tanya Mia tulus “Tapi aku tidak bisa membeli sesuatu yang mahal oke?”

“aku tak punya  keinginan apapun” jawab Kairi.
“Kau bohong!”

“aku sudah membuang jauh semuanya” gumam Kairi.
Mia heran dengan jawaban Kairi yang sepertinya bermakna yang dalam.

“jangan khawatir.” Jawab Kairi menatap Mia.
Gadis itu juga menatap Kairi. 



Mereka terdiam dan terus saling menatap. Kairi berjalan pelan kearahnya.. semakin dekat.. semakin dekat… jatung Mia berdebar dilihat Kairi terus menerus.


“oh tak mungkin..! Meskipun aku baru putus dengan pacarku ...! tapi Aku tidak bisa.
Aku tidak bisa!” batin Mia menduga Kairi akan melakukan sesuatu padanya. Mia menutup matanya saat Kairi sudah berdiri didepannya begitu dekat.


“Oh sampah...” kata Kairi mengambil sesuatu dari rambut Mia. “ini menggangguku sejak tadi”

Mia membuka matanya dengan terkejut, apa yang diduganya akan dilakukan Kairi ternyata salah. Kairi lalu berjalan pergi meninggalkan Mia yang masih terbengong.



Sampai di apartemennya, Mia mengecat lagi kuku kakinya. Ia teringat saat Kairi menyentuh kakinya untuk mencoba sepatu itu. Mia masih malu klo teringat saat itu. Mia menutup wajahnya dengan tangannya dan cat kuku terlepas dari tangannya dan jatuh ke karpet putihnya.

Mia panic melihat cat kukunya tumpah di karpet putih itu. Mia segera ke dapur untuk mengambil lap tapi Mia terkejut melihat ada bunga marigold seperti yang ia terima dikantor ada di meja dapurnya.


“ah segarnya” ucap akari yang baru keluar dari kamar mandi.
“apakah kau yang telah meletakkan bunga ini disini Akari?” Tanya Mia

Akari menoleh melihat bunga itu “ mungkin Chiaki. Tapi ia sangat sibuk dengan pekerjaaannya sampai aku tidak melihatnya akhir-akhir ini.”

Mia penasaran tentang bunga itu dan mau bertanya pada Chiaki tapi gadis itu memang tidak ada didalam kamarnya.



Beberapa hari kemudian.

Mia berdiri di luar ruang meeting sambil memandangi sepatu barunya.

“Kurihara ...” panggil Kairi agar masuk ke dalam ruangan.
“ya”

Pemain skater Gracie  Gold sudah ada disana. Mia lalu bertanya pada gadis cantik itu tentang kenangan yang dimiliki Gracie Gold tentang cincin.

Seorang pria yang juga memperhatikan MIa di tempat penerbit buku ternyata juga ada disana. memperhatikan semua wawancara Mia bersama Gracie itu.

Setelah Interview selesai, Mia dan Kairi lalu pergi.



“dia sangat imut” ucap Mia sambil mereka terus berjalan.
“bisakah saya mampir ke toko ini sebentar?” pinta Mia pada Kairi.
“ya” angguk Kairi.

Mereka lalu masuk ke toko perhiasan itu.

“apakah manajer di sini?” Tanya Mia pada pelayan.
“Ya di sana.”

Mia segera pergi ke tempat yang ditunjuk pelayan wanita itu. . Tapi saat Kairi mau menyusul Mia, pelayan itu menghentikan langkahnya.

“barangnya sudah siap” kata pelayan itu pada Kairi.
“maaf .. kau pergi duluan saja” seru Kairi pada Mia.
“ya “ jawab Mia yang lalu melanjutkan jalannya.

Mia penasaran dengan Kairi dan saat ia menoleh Mia melihat pelayan wanita itu memberikan cincin pernikahan pada Kairi,.
Kairi mengambilnya dan memasangkannya ke jari manisnya.

Mia sangat terkejut melihat Kairi memakai cincin itu.



“Dia sudah menikah?  Itu mengejutkan! lebih baik jika kau segera jaga jarak.
Kau tak boleh terlalu terlibat dengannya Mia” kata teman-teman Mia saat mereka berkumpul di kedai minuman punya teman Mia.


“Seorang temanku berselingkuh tapi saat istrinya tau, ia mengambil pisau untuknya.” Kata Naoki manager retauran itu. “dan dia juga harus berhenti dari pekerjaannya juga”

“Menakutkan! ada apa sih dengan orang-orang ini!
“ tidak terdengar buruk.” Kata chiaki
“chiaki..”
“dia sudah jatuh cinta padanya, jadi aku rasa kau tak perlu mengabaikan perasaan itu..”
“Apa yang kau katakan? chiaki ? dia pria yang sudah menikah” protes Akari.


“dia lelaki yang walaupun dia sudah menikah..” kata chiaki “itu hanya karena cinta bukan perselingkuhan! Tidak ada yang salah dengan itu”

“hentikan” seru Mia yang sudah tak mau mendengar ucapannya teman-temannya lagi. Ia sudah tidak mau membahas soal Kairi lagi.

“jangan bercanda soal perselingkungan! aku pasti tidak akan melakukannya!” ucap Mia berjanji pada dirinya sendiri

“Kau benar.” Sahut Akari setuju

“Tidak mungkin!” seru Chiaki tak percaya.

“lagian ada apa dengannya? Dia berbicara begitu keras tentang cincin namun ia memilikinya juga. Dia seharusnya mengatakan begitu dari awal!” gerutu Mia saat teringat ucapan Kairi saat membahas tentang cincin padanya.

“Pria adalah makhluk licik seperti yang kau lihatkan?” ucap naoki manager restaurant.



Kairi bertemu dengan pria bule di sebuah restaurant. Pria itu sepertinya teman saat ia masih menjadi arsitektur di New York jadi mereka membahas tentang museum.Ia bertanya pada Kairi apakah Kairi akan kembali ke dunianya yang dulu, tapi sepertinya Kairi tetap dengan posisinya saat ini.
Dari jauh seorang wanita memperhatikan Kairi dan pria bule itu.



Mia sedang mandi dan teringat soal cincin yang dipakai Kairi. Tapi Mia merasa ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya. Ia menoleh dan melihat ada bayangan seseorang dari partisi kamar mandi yang sedikit tembus pandang itu.

“siapa?” teriak Mia.
Mia segera memakai bajunya dan berjalan keluar untuk melihat siapa tadi yang sudah melihatnya mandi.
Apartemennya ternyata sepi tidak terdengar suara teman seapartemennya.
“chiaki?” panggil Mia. Ia mengira chiaki yang datang.
Tidak terdengar jawaban dari chiaki.
“akari?”
Tidak ada jawaban dari akari juga.



Mia merasakan angin yang bertiup keras dari teras. Ia menoleh dan melihat Yota berdiri diterasnya.
“Yota.. mengapa kau disini? “ Tanya Mia
“aku datang untuk mengambil barang-barangku” jawab Yota.”Apakah aku mengejutkanmu?”

“Apakah aku memberikanmu kunci masuk?” Tanya Mia. Ia yakin ia tidak pernah memberikan Yota kunci apartemennya tapi kenapa Yota bisa masuk ke apartemennya?

 “ tadi pintu terbuka.”  Jawab Yota
“Tidak mungkin “ sahut Mia mulai curiga.

“Mia ... Aku tidak akan kembali ke kotaku.jadi aku bisa terus bersama denganmu” Yota berjalan mendekati Mia.
Mia berdiri mematung dan ketakutan melihat sikap Yota itu.

Saat tubuh Yota semakin mendekatinya, reflek kaki Mia berjalan mundur.
Yota langsung memeluk tubuh Mia yang ketakutan didepannyanya. Ia mengelus kepala  Mia lembut “selalu… aku akan bersamamu”

Mia melepaskan pelukan Yota dan mendorongnya. Yota lalu berlari pergi saat mendengar suara pintu apartemen terbuka.


Chiaki masuk dan melihat Yota yang keluar lewat pintu yang dibukanya.

“bukankah itu Yota…aku pikir kau sudah putus dengannya?” Tanya Chiaki yang heran Yota bisa ada disana.



Dikantornya Mia jadi banyak kepikiran tentang Yota dan Kairi. Ia jadi melamun di meja kerjanya.

“apa kau baik-baik saja?” Tanya Kairi yang menghampiri mejanya.
“Wakil Presiden.” Mia terkejut Kairi sudah ada disebelahnya dan sedang tersenyum padanya. “emm… Saya belum menerima naskah dari Gracie Gold. Jadi saya akan menghubunginya segera.”

“Oh, begitu Jika ada sesuatu yang aku bisa bantu katakan saja” kata Kairi
“Oke.”

“Kurihara!” teriakManager mukai berjalan keluar ruangannya.
Semua menoleh mendengar teriakan manager mukai itu
“Ya.
“buklet telah dihentikan.” Kata manager mukai
Semua terkejut mendengarnya
“Mengapa?”
“aku dapat telpon dari pihak Gracie yan gmemberitahu klo mereka menandatangani kontrak dengan Jimmy Choo, sehingga mereka tidak berpatisipasi dengan buklet kita” kata manager mukai dengan kecewa juga.
“mengapa tiba-tiba begini” Tanya Mia

“Itu karena Miyazawa beraksi.” Jawab manager mukai.

“Siapa Miyazawa?”

“ dia adalah si jenius public relations dari Jimmy Choo. Aku dengar ia sudah mencapai kenaikan sejak dia di rekrut Jimmy Choo. Kantor pusat New York mengatakan bahwa jika dia  tidak berpartisipasi maka aku harus menggagalkan buklet itu.”

“tapi..”

“kau harusnya malu dengan kenaifanmu sendiri.” Lanjut manager Mukai pada Mia didepan semua teman-temannya.
Mia segera mengambil tasnya dan berlari pergi.
“Kurihara ...!” panggil Kairi yang langsung mengejar Mia.



Kuno-san mengajak Akari bertemu disebuah restaurant. Begitu melihat Akari datang , Kuno segera menyambutnya.
“kita  akhirnya bisa sendirian hanya kita berdua. Jika mungkin aku lebih suka bertemu denganmu saat Dinner.” Kata kuno.

Akari lalu duduk didepan Kuno “Lebih penting lagi, kapan aku bisa melihat plotnya?”

Kuno segera membuka tasnya dan memberikan tulisannya.

“Aku benar-benar memiliki ide bagus untuk novel economic… Silahkan lihat”
Akari mengambil proposal tulisan kuno-san itu. Pria itu terus memperhatikan wajah Akari.



Mia berhenti didepan lift dan disusul oleh Kairi. “Hey. Kemana kau pergi?”
“Aku akan bertemu Gracie Gold.” Jawab Mia “ aku tak peduli dengan Miyazawa atau Siapa pun.tapi aku tak bisa menerimanya!”
Mia lalu masuk ke dalam lift yag terbuka didalamnya.
“Apa yang bisa kau lakukan di sana?” Tanya Kairi ikut masuk ke dalam lift  itu.

“Jika saya ingat benar Gracie pulang ke negaranya hari ini.Aku akan ke bandara.”
“kau tak mungkin bisa bertemu dengannya meski kau pergi kesana!” ucap Kairi. “ikuti saja instruksi manager Mukai.”
“Tapi ...”

“kita  tidak memiliki cukup waktu tersisa sampai hari pameran.. tenanglah sedikit…”

“ Aku tidak bisa tenang sekarang. aku berbeda dari Anda Wakil Presiden.” Sahut Mia bersikera.

“haissshh... “ Kairi dibuat pusing dengan sikap keras kepala Mia. Ia mengaruk kepalanya dengan tangannya berpikir apa yang harus dilakukannya.
Mia melihat cincin di jari Kairi itu.

“Ini salahmu!” gerutu Mia. Kairi menatap Mia heran.
“anyway aku tetap akan pergi.” Lanjut Mia

“sudah hentikan.. Apa kau berpikir tentang kesuksesan hanya dari sebuah buklet? Atau kau berpikir  berpikir tentang keberhasilan keseluruhan dari pameran? Pikirkan itu baik-baik sebagai anggota dari public relations”
Mia hanya terdiam.



Akari membuka tulisan yang dibuat Kuno-san.
“kita tak bisa apa-apa dengan tulisan ini…  Ide ini ... memiliki cerita yang sama dari pekerjaan  Minamiya-sensei. Apakah Anda tahu tentang itu?” Tanya akari

“Tidak.”

“berarti Anda belum mempelajarinya.” Ucap Akari keras dan mengembalikan tulisan kuno pada pembuatnya itu.

“sekarang kau sangat keras” ucap kuno protes pada sikap Akari.

“Silakan menulis ulang ini  dan kembali 2 minggu lagi..”
“aku akan menyelesaikannya dalam waktu 1 minggu!” sahut Kuno cepat “ jadi kita bisa bertemu lagi kan?” lanjutnya penuh makna.
Kuno memang sebenarnya hanya ingin bersama dengan Akari. Tapi gadis itu sepertinya masih saja keras kepala tidak mencoba memahami perasaannya.
Akari tertunduk. Sebenarnya ia tahu kuno memiliki perasaan padanya tapi ia juga tidak mau terlalu meladeninya karena pekerjaannya adalah editor Kuno saja.



Mia masih dikantor nya sampai larut malam. Mia masih banyak pikiran tentang pekerjaan dan cincin di jari Kairi.

Mia mendengar suara pintu ruangan manager mukai terbuka dan wanita itu keluar dari ruangannya.
“manager…”

“kau bisa melanjutkan desain bukletmu itu.” Ucap manager mukai tersenyum
“apa?”

“Wakil Presiden mampu meyakinkan Gracie Gold, aku dengar dia dapat menghubunginya berkat kenalan dan bahkan bisa mengejarnya di bandara. Aku juga mendengar bahwa dia sudah mendapat buklet originalnya.”



Mia dengan perasaan senang pergi ke ruangan kantor Kairi. Sampai didepan pintu kantor Kairi, Mia mendengar pembicaraan dari dalam.

“Apa maksudmu?Apakah benar bahwa kau bertemu Tyler di belakangku?” Tanya sebuah suara bapak-bapak pada Kairi.” Kau bilang kau tidak akan menemuinya lagi dan kau akan berhenti menjadi seorang arsitek. Jadi janji itu bohong?!”

“Tidak.” Jawab Kairi pada pria didepannya yang tidak lain adalah presiden direktur Tiffany Miyoshi Yoshitsugu. Klo dimanga/komik presdirnya adalah ayahnya Kairi tapi didoramnya kayaknya pamannya. Blom  jelas…

“mengelola perusahaan bukanlah pekerjaan mudah! Jika kau bahkan tidak siap untuk melakukannya ...!
Aku terpaksa untuk membuat keputusan yang menyakitkan” ucap Presdir dengan tegas.

Kairi jadi panic “tolong pikirkan lagi! Aku mohon” pinta Kairi membungkuk didepan presdir.
“ini demi istrimu juga ...kau mengerti kan Kairi?”

“Ya.” Angguk Kairi.

Presdir langsung keluar dari ruangan Kairi. Didepan pintu ia melihat Mia. Gadis itu membungkuk member hormat. Presdir lalu berjalan lagi. Ia menoleh ke tempat Mia berdiri dengan pandangan curiga.



Mia masuk ke Ruang kerja Kairi dan melihat Kairi sedang tertunduk lesu.
“Kurihara ...”

“Umm ... Saya benar-benar bersyukur untuk apa yang Anda lakukan dengan Gracie Gold” ucap Mia.
“ya… “ Kairi bangkit dan mengambil naskah dari dalam tasnya.

“Ini adalah naskah Gracie… aku serahkan padamu…” kata Kairi mengulurkan naskah itu pada Mia.
“iya mengerti” jawab Mia menerima naskah itu.


“Anda menakjubkan Wakil Presiden.Untuk dapat melakukan hal ini banyak dengan mudahnya.” Puji Mia
“Jika kau tetap tenang maka kau akan mendapatkan hasil yang baik. Jangan lupa itu.” Ucap Kairi menasehatinya.

“Maafkan aku.” Ucap Mia bersalah karena ia sempat emosi waktu itu.
“Jangan merasa tertekan! Alasan ini berjalan lancar semua karena kamu. Aku mampu membujuknya karena aku bilang padanya klo Tiffany adalah perusahaan yang memiliki karyawan.yang ingin menyentuh hati orang dengan menunjukkan pesona perhiasan itu.”

Mia hanya tertunduk diam.
“Apa ada yang salah?” Tanya Kairi melihat kediaman Mia itu.

“aku selama ini terus berjuang”

“bagaimana lagi karena kau ini ceroboh” jawab Kairi.

Mia menatap Kairi dengan emosi.
“Apakah kau marah?” Tanya Kairi lagi

“Tidak ... Aku hanya ... berpikir aku ini menyedihkan.”
“kau jujur sekali.” Ucap Kairi tersenyum. Ia berjalan di kursi tamu ruangannya . “itu bagian dirimu yang membuat aku iri Kurihara.”



Kairi duduk dikursi tamu itu sambil melanjutkan kalimatnya “Aku merasa seperti aku selalu hanya membohongi diriku sendiri. Sebelum aku datang ke sini aku telah bekerja sebagai arsitektur. Aku juga berpikir bahwa itu adalah panggilanku. Tapi aku  berhenti… Kau mendengar percakapan kami sebelumnya kan?”

“Anda menyesalinya kan?”Tanya Mia.
Kairi hanya diam termenung.
“Yang sebenarnya adalah ... Anda adalah Orang yang berpikir untuk melakukan yang terbaik., benar kan Wakil Presiden?Anda masih belum terlamba—“

“ Cukup tentang itu” kata Kairi untuk mengakhiri percakapan mereka.
“Apakah itu demi istri Anda?” Tanya Mia lagi.


“kau tahu.. Aku senang  bisa bertemu denganmu saat itu. “perasaan yang tertinggal di dalam perhiasan” adalah pidato yang kuat. Aku pikir kau orang yang aneh… tapi saat aku melihatmu bekerja keras aku jadi termotivasi. Dan aku juga mampu mengatur segalanya berkatmu, Kurihara.”

“ini tak adil.. mengapa kau mengatakan hal seperti itu?” ucap Mia.”apa kau tak merasa bersalah pada istrimu? Selain itu…” Mia melepas sepatu yang idipakainya  dan meletakkannya didepan Kairi “ membelikan sepatu yang begitu mahal kepada bawahanmu adalah satu hal yang buruk. Bagaimana perasaannya jika istri Anda tahu tentang ini?aku tak mau terlibat dalam masalah! Maafkan saya “ Mia berbalik dan berjalan pergi dengan tanpa alas kaki.

Kairi hanya mendengarkan ucapan Mia tidak mampu berkata-kata karena ia sendiri tidak paham kenapa Mia tiba-tiba marah padanya.

Saat Mia keluar ruangan Kairi. Presdir melihatnya dan memperhatikan Mia yang berjalan tanpa sepatu itu.



Kairi pulang ke rumahnya dan ia teringat semua yang diucapkan Mia padanya. Itu membuat masalah baru baginya. Kairi melampiaskan emosinya dengan memutar lagu rock dengan sangat keras. Dan ia memperagakan seoalah ia sedang bermain gitar electriknya.

Mia juga jadi berpikir lagi semua yang begitu berani ia sampaikan pada Kairi. Ia sedikit menyesal mengucapkan semua itu. Mia pergi ke karaoke dan bernyanyi dengan keras.





I minggu kemudian, saat Kairi datang ke kantornya, Kairi melihat tumbukan buklet yang sudah jadi.
Kairi mengambil satu dan membuka tiap halamannya. Ia terkagum dengan hasil jadi buklet itu. Kairi bernafas lega dan tersenyum puas.



Pameran perhiasan tiffany sudah dimulai.
Mia berjalan untuk melihat situasi pameran.
“Kurihara. Bukletnya benar-benar bagus!” puji kedua temannya

“hasil kerja kerasmu jadi terlihat jelas!”
“iya” jawab Mia tersenyum

“ngomong-ngomong dimana wakil presiden?” Tanya temannya.
“sepertinya dia belum datang” jawab Mia

Tamu sudah mulai berdatangan. Mia melihat mereka sepertinya terkagum melihat buklet kecil itu.
Mia tersenyum puas melihat wajah mereka. Sampai acara sudah berlangsung lama. Kairi masih belum datang.



Kairi saat akan datang ke pameran itu tiba-tiba ditelpon seseorang. Dengan sangat panic Kairi segera pergi ke rumah sakit. Kairi masuk ke dalam kamar pasien.

“aku sekarang baik-baik saja.. debar jantungku tadi sempat terganggu.. tapi aku sudah tenang sekarang.” Kata wanita didepan Kairi

“baiklah klo begitu” ucap Kairi masih Nampak cemas menatap wanita didepannya itu
“apakah kau menyelinap dari jam kerjamu?”
“iya”
“terima kasih sudah datang” kata wanita itu lemah
Kairi menganguk kecil.



Kuno menghubungi Akari untuk bertemu dengannya
“apakah plotnya sudah selesai?” Tanya akari
“iya.. dan aku ingin menunjukkannya padamu secepatnya.” Jawab Kuno yang ternyata berdiri didepan kantor akari.
“apakah besok kau longgar? Hari ini aku tidak bisa bertemu karena masih banyak pekerjaan” Tanya akari

“tentu.. baiklah aku akan mengirimkanmu naskah by email” jawab kuno
“oke” jawab akari.
Kuno menatap gedung kantor akari dengan kecewa dan berjalan pergi. Tapi didepannya ternyata ada chiaki yang sedang berjalan ke arahnya.
“kuno san” sapa chiaki ceria
Kuno tersenyum menatap Chiaki. gadis itu menatap Kuno dengan tatapan menggoda.  (huhh.. aku sebel liat Chiaki.. teman makan teman.. )



Jam pameran sudah selesa. Tamu-tamu sudah meninggalkan tempat pameran satu persatu.
PR Jimmy Choo, Miyazawa ternyata juga datang. Ia menghampiri Mia dan menunjukkan buklet itu.
“buklet ini sangat bagus!” puji Miyazawa tulus
Mia tersenyum “terima kasih”
“sampai jumpa lagi Kurihara Miya-san.” Pamit pria itu.
Mia yang tidak tau siapa pria itu bertanya pada temannya “kau kenal pria itu?”
“tidak.. tapi dia memakai karya Jimmy Choo New York.”
“benar! Sepertinya dia dari perusahaan itu”



Setelah tamu pulang semua. Manager PR mengumpulkan anak buahnya.
“aku menerima kata-kata pujian dari kantor pusat di new York.. mereka bilang klo presntasi kita adalah yang terbagus diantara Negara asian lainnya. “even itu mungkin akan membekas dihati orang-orang” “ ucap manager mukai menyampaikan ucapan kantor pusatnya.
Semua bertepuk tangan senang karena pameran mereka berhasil.

“kurihara, tolong kesini sebentar” panggil manager Mukai pada Mia agar mengikutinya.
Senyum Mia langsung hilang berganti cemas. Biasanya bosnya itu paling bawel dalam segala sesuatu.

Mia mengikuti manager Mukai pergi ke sebuah meja. Manager mukai lalu memberikan tumpukan survey pada Mia “ rangkum survey dari tamu ini. “ perintahnya pada Mia.
“ya” jawab Mia segera
Manager mukai tersenyum dan pergi.


Mia menyusul dibelakangnya tapi Mia merasa seperti ada seseorang yang memperhatikannya. Saat Mia menoleh Mia melihat Yota sedang mengintipnya. Saat ia ketauan Mia Yota buru-buru pergi. Mia segera mencari Yota tapi pria itu jalannya lebih cepat dari dirinya.

Mia justru bertemu dengan presdirnya.
“presiden”
“oh kurihara-kun ya?” sapa presdir tersenyum padanya.
“kau sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik. Pamerannya sangat bagus.” Puji presdir
“terima kasih” ucap Mia membungkuk pada presdirnya.

“Sepertinya Kairi telah berada di bawah perawatanmu”
“Tidak ada saya telah belajar dari dia juga”

“kau jangan terlalu terlibat dengannya karena nanti kau akan terluka.” Kata presdir tiba-tiba.
Mia terkejut Presdir mencurigai hubungannya dengan Kairi.

“Kairi tidak bisa lari.Dia tidak diijinkan untuk melarikan diri.Karena dia sudah membunuh istrinya sendiri “kata presdir pelan dan menarik nafas dalam-dalam.
Mia terkejut mendengar Kairi sudah membunuh istrinya? Apa maksudnya Mia tidak paham.

“Apakah kau ingin dia membunuh istrinya untuk kedua kalinya?” lanjut presdir menatap tajam Mia yang kebingungan.




Mia kembali ke kantornya sudah larut malam. Saat ia sedang membuat kopi ia melihat Kairi berjalan keluar dari ruang kerjanya dilantai 2.

“Wakil Presiden.”
Kairi menoleh kebawah ke tempat Mia berdiri.
“Aku minta maaf karena tidak bisa hadir. Apakah semua berjalan lancar?”

“semua berjalan lancar” jawab Mia “terima kasih atas semuanya”

“buklet itu cukup mengesankan kan?”
“ya terima kasih” jawab Mia tersenyum dan meminum kopi ditangannya.

Kairi mengangkat sepatu yang dibawa ditangan kanannya
“oh.. kau  meninggalkan ini di kantor eksekutif”
Mia tertunduk diam.

“kau tidak perlu ini lagi kan? Aku akan membuang “ Kairi lalu berjalan pergi membawa sepatu itu.



Mia buru-buru menyusulnya
 “Umm ... Apakah benar bahwa Anda membunuh istri Anda?” Tanya Mia pelan.
Kairi terkejut mendengar pertanyaan Mia itu.

“Apa yang di maksud dengan membunuh dia  untuk kedua kalinya?” Tanya Mia lagi

“Siapa yang bilang begitu?” Tanya Kairi
“Presiden.”

Oh, begitu. Saya memiliki utang yang tak terhitung kepada Presiden. Aku berjanji klo aku akan membuat perusahaan ini sukses demi istriku. Tapi aku selalu ragu… Aku mengatakan itu semua untuk istriku ...tapi pada akhirnya aku hanya berpikir tentang diriku sendiri. Aku suami yang kejamkan?”

“tak apa klo kau ragu..” Mia lalu menutup matanya dan menutup telinganya seperti yang diajarkan Kairi padanya.
“Kurihara ...”

“Jika ragu ... ... kau Lakukan ini.” Mia membuka matanya dan tersenyum pada Kairi yang menatapnya. Senyum Mia sangat cantik dan membuat mata kairi tidak berpaling dari wajahnya. Mereka saling menatap lama.


Kairi lalu melangkah  menuruni anak tangga dan pandangan matanya masih terus menatap wajah Mia. Ia lalu menarik kursi dan menyuruh Mia duduk disana. Mia tau maksud Kairi adalah Mia memakai sepatu pemberian Kairi itu.Kairi jongkok didepan Mia untuk memakaikan sepatu itu.
“aku sudah mengembalikannya kepadamu.”

“aku membelikannya untukmu. Aku akan membuangnya jika kau tak menginginkannya.” Kata Kairi bersikeras.

Kairi melepas sepatu Mia dan memegang telapak kaki Mia. Kairi melihat kaki indah Mia dan cat kuku Mia sekarang sudah baru dan rapi.

“cantik…” puji Kairi melihat kaki Mia itu.
Mia jadi malu kakinya disentuh Kairi seperti itu.
Kairi lalu memakaikan sepatu yang dibelikannya pada Mia. Ia lalu menatap Mia yang duduk didepannya. Mia salah tingkah dan langsung berdiri dengan gugupnya.
“aku... Aku harus kembali ke rumah.” Ucap Mia berjalan pergi ke mejanya.
Mia mengambil tas dan segera berjalan ke pintu keluar yang harus melewati tempat Kairi berdiri.



Saat melewati Kairi, pria itu memegang tangan Mia agar tidak melanjutkan langkahnya.

“Jangan pergi.Tinggal di sini. Ini adalah perintah.” Kata Kairi menatap Mia dengan tegas.

Mia tidak paham maksud Kairi tapi ia tau posisinya Kairi sudah menikah dan tidak baik baginya klo mereka terus bersama-sama sampai larut malam seperti ini.
Mia melepaskan pegangan tangan Kairi dan menaiki anak tangga ke pintu keluar.



Mia masuk ke dalam lift untuk pergi ke lantai dasar. Tapi saat ia keluar pintu lift ia melihat Yota sedang ada di lobby gedung dengan membawa rangkaian bunga.
Mia panic dan ketakutan. Mia segera berlari masuk kedalam lift lagi.
Yota tak tinggal diam dan ia berlari mengejar Mia.
“Mia. Mia!” Yota membuka lift yang mulai tertutup dan ia berhasil masuk ke lift yang sama dengan Mia.
Mi amenjadi semakin ketakutan karena ia berada berdua didalam lift yang tertutup bersama Yota.



“Mengapa ...? mengapa kau di sini Yota?” Tanya Mia gugup

“Bukankah sudah aku bilang bahwa aku akan selalu berada di sisi mu?” jawab Yota berjalan mendekati Mia.

Yota memberikan rangkaian bunga ditangannya pada Mia  dan memaksa gadis itu memegang bunga itu.
“Ini disebut marigold Perancis.  Makna dari bunga ini adalah “aku akan selalu bersama denganmu.” Ucap Yota sambil tersenyum meski wajah Mia terlihat sangat ketakutan padanya.
Lift yang mereka naiki membawa mereka ke lantai atas.

Yota mengambil kotak cincin disakunya dan membukanya “tak apa…Aku akan selalu melindungimu selamanya… Aku akan selalu bersamamu.”

“aku .. aku tidak mau menerima cincin itu.” Kata Mia tegas meski ia takut pada  Yota.
Yota menaruh cincin dalam kantong jas lagi. Dan dengan garang ia menyentuh wajah Mia dengan kasar.
“Jangan melawanku.. karena kau adalah milikku!” kata Yota dengan sangat posesif menatap Mia dengan senyum yang menakutkan.



Lift tiba-tiba berhenti dan terbuka. Mia dengan secepatnya melarikan diri keluar dari lift.
Ternyata didepan pintu lift Kairi sedang berdiri disana.
Mia memegang lengan Kairi dengan kencang dan bersembunyi di punggung Kairi.

“Tolong selamatkan saya!” ucap Mia gugup penuh ketakutan.
Kairi kaget melihat Mia yang begitu ketakutan itu.
“Apa yang terjadi?”

“Mia, ke sini.” Perintah Yota yang masih ada didalam lift.

“tolong hentikan!” teriak Mia  “aku tidak mencintaimu lagi!”

Kairi melihat wajah Mia yang begitu ketakutan itu dan ia menatap Yota dengan tatapan marah.

“kau mengatakan lelucon itu lagi!” tawa Yota pada Mia. “Datang ke sini Mia. Aku tidak akan marah lagi.”
Yota berjalan keluar lift ke tempat Mia berdiri. Tangannya terulur untuk menarik tangan Mia.
Tapi dengan sigap Kairi menarik tangan Yota lebih dulu.



“hentikan!”
“Siapa kau?” Tanya Yota kesal karena Kairi ikut campur.

“tinggalkan dia!” ucap Kairi tegas “kalian sudah putus”

“Mia mencintaiku!” seru Yota “Dia  milikku”
Yota lalu berjalan melewati Kairi. Mia jadi ketakutan lagi dan berjalan mundur.

“kau salah!” Kairi memegangi Yota dan mendorong pria itu sampai masuk  ke dalam lift.

Yota terkejut dan sangat marah menatap Kairi.
“Gadis ini tidak mencintaimu sedikit pun.” Ucap Kairi berjalan mundur ke tempat Mia berdiri. “GADIS INI MILIKKU!” Seru Kairi dengan suara tegas. Kairi langsung mencium Mia lembut.
Mia terkejut dengan ciuman Kairi sampai ia tidak menolaknya.
Yota terkejut melihat mereka berciuman didepannya. Lift tertutup dan membawanya pergi.

Kairi melepaskan ciumannya dibibir Mia. Mereka berdua saling menatap lama . lalu Kairi mencium Mia lagi lebih lama.
  
“Perasaan yang melekat di cincin .... tidak akan hilang sampai selamanya.Tapi seperti membuat langkah yang salah ...Hidup akan keluar dari kontrol dalam  seketika. Tidak ada cara untuk menahannya!  Hatimu dan pikiranmu dikendalikan oleh detak jantung yang berdenyut ini. Aku tidak bisa kembali lagi.aku mengukirkan dosan diatas  cincin ini. Aku sebagai gadis yang baik, telah tertiup angin kedalam godaan dan terjatuh kedalamnya”


Mia tidak bisa menyangkal perasaannya lebih lama lagi, pikiran dan hatinya sudah tidak dapat dikendalikannya lagi. Mia lalu membalas ciuman Kairi dengan hangat.



Sementara itu Chiaki dan Kuno yang bertemu dijalan akhirnya mereka pergi ke Hotel. Chiaki yang agresif 'menyerang' kuno dengan ciuman-ciuman panas dan mereka tidur bersama. Kuno jadi lupa akan perasaannya pada Akari.

Di apartemen Akari membaca naskah cerita yang dibuat Kuno dan tanpa terasa airmatanya menetes membasahi wajahnya. (mungkin karena terhanyut saat membaca buku itu atau feeling seorang perempuan yang merasakan pria yang disukainya diambil sahabatnya??)





Bersambung Episode 2



Tidak ada komentar:

Posting Komentar